15. Pingit?

3.8K 296 30
                                    

F I R S T

F I R S T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sinta mengerjap ngerjapkan matanya saat cahaya matahari masuk melalui celah gorden. Ia mengucek ngucek matanya dan menatap Rama yang masih setia tidur dengan posisi yang masih sama seperti kemarin malam.

Sinta kemudian menghampiri Rama dan duduk di tepi ranjang. Tangannya mengelus lembut rambut tebal Rama. Ia menampar pelan sebelah pipi Rama mencoba untuk membangunkannya.

Dahi Sinta berlipat lipat, ia meletakkan jari telunjuknya di depan lubang hidung Rama memastikan bahwa dia masih bernafas.

Sinta mencubit hidung mancung Rama tapi hasilnya nihil, tidak ada pergerakkan sama sekali.

"Kak Rama, bangun, udah pagi" bisik Sinta dengan nada lembut di telinga Rama.

Masih tidak ada pergerakkan, Sinta menampar cukup keras pipi Rama hingga memerah.

"Kenapa belum bangun juga sih?" Kesal Sinta.

Sinta kemudian bangkit dan berjalan menuju dapur. Ia mengambil obat tidur yang diberikkan Sinta kepada Rama kemarin dan membacanya.

Sinta menutup mulutnya ketika membaca dengan seksama, "Obat akan bekerja selama 12 jam?"

Sinta memejamkan matanya, ia melirik jam arlojinya yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi yang berarti 3 jam lagi obat itu akan berhenti bekerja dan Rama akan bangun.

Sinta memejamkan matanya dan mendesah gusar. Ia kembali menghampiri Rama dan duduk di tepi ranjang di samping Rama terlelap.

"Belum juga jadi suami udah ngerepotin" Sinta tersenyum tipis seraya mengelus lembut rambut Rama. Ia lalu mencium kening Rama dalam.

Disaat seperti ini ponselnya dan ponsel milik Rama harus kehabisan daya membuatnya tidak bisa menghubungi keluarga Rama.

Sinta berdecak, ia kemudian menyandarkan kepala di atas punggung Rama yang terlentang. Sinta memeluk bahu Rama dan memejamkan matanya pura pura tidur.

The King Of PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang