02. Sakit

8.8K 595 166
                                    

HAPPY READING

Jangan berharap terlalu lebih jika kamu tak ingin jatuh lebih sakit lagi.

Rama

"Sinta"

Sinta langsung menghapus air matanya saat namanya di panggil oleh seseorang. Orang itu menghampiri Sinta dan memberikannya sebuah tisu. Sinta menerima tisu tersebut dan menggenggamnya.

Orang itu lalu duduk di samping Sinta, "Ta, lo cewek yang tangguh" orang itu menghela nafasnya dan menggenggam tangan dingin Sinta, "Lo cewek yang cantik, manis, dan baik. Banyak orang yang masih mau nerima lo, dan kenapa lo lebih milih Rama yang jelas jelas dia itu seorang player. Dia aja gak nyamperin lo, cowok macam apa dia?"

Sinta menarik ingusnya dan menarik nafasnya dalam dalam. Ia kemudian menatap Varo dan tersenyum kencut,

"Cinta bisa membuat siapa pun buta. Cinta bisa membuat seseorang menjadi lemah. Dan cinta juga bisa membuat kita menjadi kuat. Kakak tau? Aku cinta sama Kak Rama karena cinta, aku sayang sama dia karena cinta. Aku nerima dia juga karena cinta" Sinta terkekeh dan menunduk, "Alay memang, dan benar semua itu terjadi karena cinta"

Varo menghela nafasnya, "Ta, gue boleh ngomong sesuatu gak?"

"Ngomong aja gak papa"

"Sebenarnya---"

Bugh!

Belum selesai Varo menyelesaikan kalimatnya seseorang langsung datang, menarik kerah bajunya dan memukulnya hingga tersungkur di atas tanah.

Sinta menutup mulutnya dengan matanya yang sedikit melebar. Ia melihat pelaku yang memukul Varo tadi dan ternyata itu adalah Rama.

Rama berjongkok hendak memukul Varo. Tangannya yang terkepal dan rahangnya yang mengeras membuat Sinta ketakutan.

"Kak Rama..."

Rama ingin menunju Varo namun ia pendam ketika mendengar suara lembut dari belakangnya. Sinta memegang bahu Rama dengan tangannya yang sudah bergemetar.

Rama menghela nafasnya dan bangun. Ia membantu Varo untuk berdiri lalu menarik tangan Sinta, "Jangan pernah deketin cewek gue lagi kalau lo gak mau mati!" Desis Rama

Ia kemudian menatap Sinta dengan tajam dan langsung menarik tangannya dengan kasar meninggalkan Varo sendirian disana.

Varo meringis memegang sudut bibirnya yang berdarah, ia berdecak dan menendang rumput liar yang tumbuh disana.

"Gue sayang sama lo, Ta"

*

Rama mengajak Sinta ke apartemen Sinta dan langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang yang ada di kamar Sinta. Ia kemudian mengunci pintu dari dalam dan mendekati Sinta yang sepertinya sudah ketakutan.

Rama melepas jaketnya dan baju kaosnya membuat tubuh bagian atasnya telanjang memamerkan perut kotak kotaknya. Sinta yang berada di atas kasur memeluk kedua lututnya ketakutan.

"Kak, aku mohon jangan... "

Rama duduk di tepi ranjang, ia membelai lembut pipi Sinta dan perlahan mulai menidurkannya di atas ranjang. Rama mulai menindih tubuh Sinta dan menghapus air mata yang membasahi pipinya. Ia mencium kedua pipi Sinta dan keningnya dengan lembut.

"Kak, aku mohon jangan... "

"Sttss... aku akan pelan pelan" bisik Rama tepat di telinga Sinta membuat gadis itu merinding.

The King Of PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang