20. SAH!

4.5K 304 7
                                    

(Anggap aja Sinta👆)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja Sinta👆)

🌷🌷🌷

KREK!

  "Aw! Kamu pelan pelan dong!" Kesal Sinta kepada Abhi yang tadi menarik resleting baju kebaya yang ia pakai.

   Abhi hanya cengengesan dan membenarkan pakaian yang Sinta pakai. Sinta memakai kebaya khas seorang pengantin pada umumnya, rambutnya ditata bak seorang pengantin Adat Jawa. 

   Sinta dirias sedemikian rupa oleh kedua sahabatnya, yaitu Abhi dan juga Sasha, sedangkan kedua sahabatnya lagi sudah berada dibawah menunggunya.

   Kedua tangan Sinta terkepal dengan kuat, kegugupan terus melandanya sembari tadi, dirinya tidak pernah segugup ini sebelumnya.

   Abhi duduk di sampingnya dan mengelus sebelah bahu Sinta mencoba untuk menghilangkan kegugupannya.

   "Pasti Rama bakalan terus natap Lo mulai dari Lo turun dari tangga," kata Abhi membuat pipi Sinta memanas.

   "Sinta, nanti Lo bakalan bikin berapa anak?" Tanya Sasha membuat Sinta langsung menatapnya dengan mata melotot, Sasha hanya terkekeh menanggapinya.

  Pintu kamar terbuka, Yessy masuk dengan senyum yang tercetak di bibirnya yang berwarna merah merona, "Kamu bisa turun sekarang, sayang. Kalian berdua ajak Sinta turun, ya?"

   Abhi dan Sasha mengangguk antusias, "Okey, Tante" balas mereka serempak.

   Yessy kemudian keluar dari kamar tersebut, Sinta memejamkan matanya karena kegugupan kembali melandanya, ia mencenkram pergelangan tangan Sasha dan juga Abhi.

   Abhi dan Sasha kemudian membantu Sinta untuk berdiri,

   "Jangan kaku, Sin, rileks" ujar Abhi, Sinta menggangguk dan menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembuskannya secara perlahan, dirinya seperti akan dihukum mati.

   Abhi dan Sasha kemudian menuntun Sinta keluar dengan memeluk lengan Sinta masing masing. Saat menuruni tangga, Sinta melihat banyak sekali pasang mata yang langsung tertuju kepadanya, kedua matanya kemudian mencari cari keberadaan Rama.

   Sinta menatap Rama yang sudah duduk di atas pelaminan dengan lekat, Rama memakai kemeja warna putih dengan setelan beskap warna putih, kepalanya ditutupi oleh blangkon.

   Sinta duduk di samping Rama dan kembali menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskan, Rama tersenyum dan menggenggam tangan Sinta yang sudah dingin.

   "Gimana? Sudah siap?" Tanya seorang Penghulu yang akan menikahkan mereka berdua, Rama tersenyum dan mengangguk seraya melepas genggamannya.

   Penghulu tersebut kemudian menjabat tangan Rama dan mulai membacakan Ijab Kabul.

The King Of PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang