#21 Conversation (2)

1.3K 234 20
                                    

Moonbyul berjalan mendekati Solar, "Apa terjadi sesuatu?"

"Tidak. Semua baik-baik saja." Jawab Solar dingin.

Solar lalu beranjak dari duduknya. Berjalan menuju pintu keluar.

"Kau mau tetap disini?" Tanya Solar saat melihat Moonbyul masih diam di tempatnya.

Moonbyul berbalik menatap Solar yang sudah melewatinya, "Apa kau sungguh... baik-baik saja?"

Solar terdiam, dia menjatuhkan tangannya yang sudah menyentuh gagang pintu. Dia lalu membalikkan tubuhnya menghadap Moonbyul.

"Apa aku terilhat tidak baik-baik saja?" Tanya Solar yang tak lagi bisa menyembunyikan kesedihannya.

Moonbyul tersenyum membalas Solar, "Kau bisa menceritakannya kapan pun kau mau."

Mendengar ucapan dari Moonbyul, Solar justru menangis meluapkan emosi yang sebelumnya dengan keras coba dia ditahan.

"Ke-kenapa kau...?" Dan tentu saja sikap Solar membuat Moonbyul kebingungan.

-

Setelah menenangkan diri dengan bantuan Moonbyul, Solar lalu menceritakan semua pembicaraan yang baru saja terjadi antara dia dengan pamannya tanpa satu pun yang terlewat.

"Jadi begitu?" Respon Moonbyul setelah Solar menyudahi penjelasan panjangnya.

Solar mengangguk diiringi dengan hembusan napas dalam melalui mulutnya.

"Selanjutnya bagaimana?" Tanya Moonbyul sambil menyilangkan kakinya duduk menghadap Solar.

Mereka kini duduk berhadapan di sofa panjang yang ada di kantor Ayah Solar.

"Menurutmu bagaimana? Apa yang harus kulakukan?" Tanya Solar dengan tatapan sendu.

"Kau bertanya padaku? Orang yang dalam 15 tahun hidupnya hanga dihabiskan sendirian tanpa seorang keluarga sama sekali. Saran macam apa yang kau harapkan dariku?"

Mendengwr jawaban dari Moonbyul membuat Solar semakin frustrasi. Pandangannya kini menerawang jauh dengan kemilau basah dari air mata yang belum sepenuhnya mengering. Tangannya menyibakkan rambut panjangnya ke belakang lalu sedikit menjabak rambutnya kasar.

"Butuh pelukan?" Ucap Moonbyul mencoba menghibur.

"Bodoh."

Moonbyul hanya tersenyum lalu membuka kedua tangannya, mempersilahkan Solar kapan pun untuk memeluk dirinya.

Dan benar saja, karena selanjutnya Solar sudah menyandarkan kepalanya pada Moonbyul dan kembali menangis di dalamnya. Sedang Moonbyul langsung membalasnya dengan menepuk lembut punggung Solar.

"Solar... Kau tahu...?" Bisik Moonbyul masih setia menepuk punggung Solar.

Meski Solar tidak melihat ekspresi Moonbyul secara langsung, namun dia bisa merasakan bahwa Moonbyul sedang tersenyum sekarang.

"Apa?" Tanya Solar kemudian.

"Kita seperti mengulang kejadian saat itu."

Solar kini duduk tegap menatap Moonbyul, "Apa?!"

"Kau lupa? Saat pertama kali kau memelukku? Kau juga menangis saat itu."

Solar memalingkan wajahnya dari Moonbyul, "Apa maksudmu? Saat itu aku sedang sangat kacau."

"Apa sekarang kau juga kacau? Apa kau akan menangis setiap kau sedang kacau?" Moonbyul memiringkan kepalanya.

"Diamlah dan berhenti membahasnya, itu sudah masa lalu!" Elak Solar dengan wajah kemerahan karena malu.

Beautiful AgentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang