#23 Nightmare

1.3K 224 13
                                    

MAMAMOO MISSION
MISSION ONE
BEAUTIFUL AGENTS

***

#23 Nightmare

Hwasa berusaha menutup matanya rapat-rapat. Melantukan nyanyian dalam hati yang biasanya bisa membuatnya tenang. Menutup sekujur tubuhnya dengan selimut agar tidak terlihat, atau lebih tepatnya agar tidak dapat melihat. Dan sambil terus memejamkan matanya rapat.

Sudah malam, dan Hwasa ingin sekali tertidur. Dia kini meringkuk, memposisikan tubuh nya ke posisi paling nyaman. Dengan bantal yang setengah dia jadikan guling, Hwasa mulai menemukan posisi tidurnya, hingga akhirnya dia bisa benar-benar terlelap dan bermimpi.

...

Hwasa kini berada di ruangan yang tertutup lendir dan gelap. Aroma anyir menyengat di hidungnya, sangat anyir, bahkan lebih cenderung ke busuk. Aroma ini bahkan berhasil membuat tubuh Hwasa limbung. Tubuhnya gontai ke lantai, membuat bagian bawahnya seperti terciprat oleh benda cair. Tapi bukan air, ini lebih kental dari air.

Hwasa mengangkat kedua tangannya yang sebelumnya terjuntai lemas di lantai, keduanya kini telah berubah warna. Menjadi merah. Kenapa merah?

Seperti baru tersadar, Hwasa kini menoleh ke kiri kanannya, ke depan dan ke seluruh ruangan. Dimana dia sekarang?

Kenapa ruangan ini sangat gelap, dimana saklar lampunya?

Dan cuaca hujan di luar seakan makin menambah kesan gelap dan dingin suasana.

'Dimana aku?' Gumam Hwasa dalam hati.

Perasaannya campur aduk sekarang. Saat Hwasa coba berdiri, sesuatu seakan menariknya untuk tetap duduk di tempatnya sekarang.

Dan entah kenapa, Hwasa kini menangis. Satu hal yang dia rasakan hanyalah takut. Sangat takut.

"Siapapun tolong aku!" Itu teriakan yang Hwasa harapkan keluar dari mulutnya. Tapi sekali lagi, Hwasa merasa sesuatu membekap mulutnya untuk bersuara, dan menahan tubuhnya untuk lari.

Hingga cahaya kilat menyambar dari luar dan memberikan kilauan cahaya di ruangan misterius ini.

Saat itu, barulah Hwasa bisa melihat dengan jelas. Ruangan itu sepenuhnya dilumuri oleh darah. Ya, cairan lengket itu adalah darah, bahkan tubuhnya kini juga dilumuri oleh darah. Bau anyir, bau busuk itu dari darah.

Isak tangis Hwasa kembali deras saat dia melihat seseorang yang kini tengah duduk di depan Hwasa. Dan sekali lagi, tidak ada suara apapun yang dapat terdengar untuk menyelamatkan keadaan Hwasa sekarang.

Dengan tubuh bergetar Hwasa memberanikan diri untuk menatap wajah seseorang di depannya tersebut. Orang itu membalas memperlihatkan senyuman dengan mulut yang terbuka hampir menyentuh telinga dengan kedua mata yang hanya terlihat putih disaat bagian tubuh yang lain berwarna merah.

Seseorang itu juga yang telah menahan kedua tangan Hwasa, meremasnya erat.

"T o l o n g."

Seseorang itu adalah... Kim Hera.

...

"Tolong!!"

Napas Hwasa terengah-engah, tubuhnya basah.

Dan secara spontan Hwasa mengecek tubuhnya, syukurlah dia basah karena keringat. Tidak ada darah setitik pun di tubuhnya.

Dengan tangan yang masih lemas Hwasa menyalakan lampu utama di kamarnya.

Syukurlah hanya mimpi. Meski itu adalah mimpi yang sangat buruk dan menakutkan. Tapi seperti dejavu, mimpi buruk semacam ini selalu datang setelah kejadian itu. (read: part 15)

Beautiful AgentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang