"Ken, hari ini aku mau sekolah dulu ya. Kamu di rumah jangan nakal ya."
"Nanti ajarin aku menulis sama bernyanyi ya, kakak.."
Aku mengangguk. Kubelai kepalanya, lalu kucium dahinya. Sebelum pergi, aku ingatkan padanya untuk tidak pernah keluar kamar, dan jangan pernah membukakan pintu untuk orang asing kecuali Nenek Enin, si bibi, dan si mbok.
Aku keluar lewat pintu utama kosan, bukan melalui halaman rumah Nenek Enin. Driver ojol yang kupesan pun rupanya sudah standby di depan pagar. Tadinya dia ingin pergi karena melihat keadaan kosan yang masih sepi seperti belum berpenghuni. Tapi untungnya aku keluar tepat waktu.
Dari kosanku ini, untuk sampai ke sekolah butuh waktu sekitar sepuluh menitan. Tidak terlalu jauh memang. Dan tidak perlu lewat jalan raya pula.
Aku sampai saat kondisi di sekolah sudah cukup ramai. Kulihat mobil Niko sudah terparkir di sebelah honda jazz putih. Itu artinya dia datang lebih pagi dariku.
"Adam, sini...!!"
Aku bergegas menghampiri ketiga temanku itu. Mereka juga sudah tiba lebih dahulu dari aku.
"Siang banget sih?" Tukas Lutfi.
"Hehehe.." Aku cuma bisa terkekeh.
"Tadi aku ngeliat Niko. Aku pikir, kalian barengan lagi." Ucap Ira.
"Enggak. Udah beda jurusan."
"Kok?" Ira mengerenyitkan dahi.
"Kosan aku dekat sini sekarang."
"Oh ya?" Mata Rina membulat.
Baru juga mengobrol beberapa menit, kami -- para siswa baru diharuskan berkumpul di lapangan. Karena akan ada pengarahan dari para kakak senior.
Kuedarkan pandanganku. Kulihat Niko rupanya sedang mengobrol dengan beberapa teman cowoknya. Mungkinkah itu teman-temannya yang kulihat di akun instagramnya?
Syukurlah kalau begitu. Aku jadi tidak perlu risih, karena dia tidak harus selalu berada di dekatku dan memperlakukanku dengan cara yang sedikit aneh dan tidak wajar.
"Satu kelompok anggotanya 10 orang! Yang sudah, silahkan kumpulkan nama kelompok dan anggotanya kepada kakak-kakak berpita biru!!"
"Kita so pasti berempat dong!!" Rina menyengir lebar. Dan kami pun langsung memisahkan diri.
"AYOOO, YANG MAU GABUNG SAMA KELOMPOK KCC MANA LAGI...?!!" Ira teriak-teriak layaknya seorang spg yang lagi menarik perhatian pengunjung.
"KCC apaan?" Tanya Lutfi.
"Kece-Manis-Manja."
"Ampun...!!" Rina menepuk dahi.
Mataku secara tak sengaja melihat Niko yang sepertinya ingin menghampiriku, namun seseorang menahannya dan menarik tangannya. Tak ayal, ia pun ikut bergabung dengan kelompok lain.
Kelompok kami sudah mendapat 9 anggota. Itu artinya masih ada satu lowongan lagi yang tersisa.
"Jangan KCC ah, norak banget sih!" Tukas Rina.
"Terus apa dong say?"
"3C aja." Ucap Lutfi.
"Apa lagi itu?" Rina makin keder.
"Cimut Cimut Cuplis." Lutfi terkekeh.
"Hahaha, setuju!" Ujar siswa lainnya.
"Yahh, lumayan aneh sih. Tapi mending lah dari yang tadi.." Rina melirik pada Ira.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME
Teen FictionIni adalah ceritaku. Aku yang harus berjuang seorang diri, di dunia yang kata kebanyakkan orang penuh dengan drama, ambisius, pencapaian, pengorbanan, dan air mata. Aku tidak peduli dengan mereka atau siapapun. Karena aku sudah cukup senang dengan d...