Hari ini aku benar-benar tidak enak sekali sama Kak Prabu. Kalian mau tahu kenapa?
Yang pertama, aku yang mengajak beberapa temanku untuk makan bakso di kedai belakang sekolah, tapi malah Kak Prabu yang membayari semua makanan yang kami pesan.
Yang kedua, setelah pulang dari melihat perlombaan masak antar sekolah, Kak Prabu mengantarku pulang dan ditengah jalan, dia mentraktirku lagi di KFC. Padahal aku sudah menolaknya, tapi dia tetap memaksa.
"Terima kasih ya kak, hari ini aku udah banyak ngerepotin."
"Ngerepotin apaan coba?" Sahut Kak Prabu. "Dam, dia adikmu ya?"
Aku memanggil Ken untuk keluar. Rupanya sejak tadi dia terus mengintip dari balik tirai.
"Dia bukan adik kandungku. Tapi dia sudah kuanggap sebagai adikku sendiri."
Ken mencium tangan Kak Prabu. Dan dia kembali bersembunyi di belakangku.
"Kakak beliin aku ayam KFC ya?" Ken berbisik-bisik. "Tadi aku sudah makan sama daddy. Daddy beli nasi sama telur dadar di warung itu tuh.."
"Kakak Prabu yang beliin untuk Ken. Ayo, Ken bilang apa?"
"Terima kasih. Tapi aku akan makan nanti malam saja."
"Kenapa mesti nanti malem, Ken?" Kak Prabu mengacak rambut Ken.
"Soalnya kalau malam, aku suka kebangun karena lapar.."
"Ken bawa masuk ya."
"Iya, kakak."
Ken pun berlari ke dalam dengan lincahnya. Aku merasa anak itu terlihat semakin kurus saja.
"Kamu tinggal disini, Dam?"
"Iya, kak."
"Dam, ajak masuk aja temannya.."
Om Jonathan muncul di depan pintu. Aku tersenyum lega saat melihat Om Jonathan sudah bisa berdiri dengan sempurna.
"Gak usah Om, makasih. Ini juga udah mau pulang." Sahut Kak Prabu. "Dam, aku balik dulu. Kamu jangan telat makan. Dan inget, jangan suka keluyuran sendiri."
"Kak Prabu ini seperti orang tuaku saja."
"Loh, kamu ini kan calon pengganti aku. Wajar kan, kalau aku perhatian sama kamu?"
"Iya. Terima kasih."
"Balik dulu ya. Titip salam buat Om Jonathan sama Ken."
"Hati-hati ya, kak."
Setelah mobil Kak Prabu menghilang dari pandanganku, aku pun menyusul masuk ke dalam kontrakkan. Kulihat Ken sedang duduk sambil menonton tv. Tapi sesekali matanya melirik pada dus KFC yang diletakkan pada meja di sisi kirinya.
"Daddy, baunya harum ya..."
"Ken kan tadi sudah makan."
"Kalau Ken mau makan aja. Nanti kita bisa beli lagi."
Aku melihat Ken dan Om Jonathan saling menatap satu sama lain. Aku tidak tega kalau Ken harus dilarang seperti itu.
Diluar gerimis mulai turun. Tadinya aku sudah bangkit untuk mengangkat jemuran. Namun Om Jonathan mendahuluiku keluar.
"Sudah om, biar aku aja."
"Gak papa, Dam." Kata Om Jonathan sekembalinya dari luar.
"Yuk, sekarang kita makan dulu. Habis itu kita bobo, dan nanti sore kita jalan-jalan lagi.."
"Asyik...!!"
"Ken..."
"Gak papa om. Lagian kan aku sudah janji, kalau Om Jonathan sudah mendapatkan kaki palsu pengganti, aku akan mengajak kalian berdua jalan-jalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ME
Teen FictionIni adalah ceritaku. Aku yang harus berjuang seorang diri, di dunia yang kata kebanyakkan orang penuh dengan drama, ambisius, pencapaian, pengorbanan, dan air mata. Aku tidak peduli dengan mereka atau siapapun. Karena aku sudah cukup senang dengan d...