5

2.8K 272 12
                                    

Aku senang sekali saat lihat namaku ada di daftar nama siswa-siswi yang lulus tes ujian masuk SMK Global Insani tahun ini. Aku tidak tahu akan merayakan kegembiraan ini dengan siapa. Mungkin aku akan mengajak Ken makan di McD sampai perut kami berdua meledak kekenyangan.

Hal berikutnya yang aku lakukan adalah mengurus berkas-berkas yang harus kuserahkan ke pihak sekolah paling lambat satu minggu ke depan.

Aku tidak mau memperlama urusanku. Berhubung aku juga sudah sekalian membawa semua berkas-berkas, maka aku langsung serahkan ke bagian TU. Sekalian aku membayar uang ini dan itu.

"Adam Elwise..."

"Ya, aku...!!" Aku angkat tangan kananku, dan berusaha merangsek ke barisan terdepan.

"Kamu Adam Elwise?" Tanya wanita muda berwajah tegas itu.

"Iya."

"Pak Panji, anaknya disini..!"

Tadi dia memanggilku. Tapi pas aku udah di hadapannya, dia malah memanggil orang lain.

"Kamu Adam Elwise?" Tanya sesosok pria dengen kemaja putih garis-garis berlengan panjang itu padaku.

"Iya."

"Saya Panji. Ketua Jurusan di sekolah ini."

Aku melirik ke kanan dan kiri. Kulihat tidak sedikit siswa lain yang sedang memperhatikanku.

"Ada apa, Adam? Sepertinya kamu kelihatan bingung.."

"Ketua Jurusan itu apa guru juga?"

Pak Panji tersenyum padaku. Dia merangkulku seraya mengajakku keluar dari ruang TU.

"Tentu saja. Kamu tahu kan, kalau Sekolah kejuruan itu terdiri dari beberapa jurusan?"

"Hmmm, iya. Aku tahu. Ada perhotelan dan pariwisata."

"Tidak hanya itu, jurusan yang dimaksud adalah -- akomodasi perhotelan, tata boga atau istilah kerennya food and beverage, dan travel."

"Ohhh begitu ya."

"Untuk masalah pembayaran, kamu tidak perlu melakukannya dulu. Karena kamu termasuk salah satu dari sepuluh siswa yang mendapat nilai terbaik saat tes seleksi masuk kemarin."

"Ohhh..." Aku seperti orang bodoh saja. "Tapi, nilaiku berapa ya?"

"Nanti pihak TU yang akan memberitahu selanjutnya. Yang pasti, Bapak ucapkan selamat datang dan selamat bergabung dengan SMK Global Insani, Adam Elwise.."

"Iya. Terima kasih, Pak Panji." Jawabku sambil menjabat tangannya.

"Kalau begitu saya tinggal dulu. Kalau kamu membutuhkan info apapun, kamu bisa mendatangi ruangan saya, atau ---" Pak Panji menoleh ke belakang. "Rasanya kamu tidak akan bisa bertanya di dalam. Masih penuh sesak."

Sejak tadi, aku belum melihat Niko. Apa mungkin ya dia terus menungguku di minimarket dekat terminal Laladon?

Tapi kan aku sudah memberitahunya lewat smsm, kalau aku sudah berangkat duluan.

"Hai, kamu Adam Elwise ya?"

Aku agak kaget saat ada satu cowok dan dua cewek yang tiba-tiba berdiri menghadangku.

"Iya."

"Aku Rina." Cewek berjilbab dan berkulit putih itu memperkenalkan diri.

"Aku Lutfi." Cowok yang sama tinggi denganku itu ikut memperkenalkan dirinya.

"Kalau aku, Ira." Cewek manis dengan rambut dikuncir itu juga memperkenalkan diri.

"Rina -- Lutfi -- Ira. Aku mengulas senyum canggung."

METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang