11

2.3K 245 16
                                    

"Dah selesai, Dam?" Tanya Niko sambil menyender pada salah satu tiang lorong sekolah.

"Udah kok. Gak sabaran banget sih..!" Sahut Ira setengah kesal. "Lagian si Adam mulu yang diajak barengan..."

"Dihhh, mobil-mobilnya si Niko. Kenapa jadi elo yang sewot ya ceu..."

Ira kontan memelotot pada Rina. "Masa sih aku sewot? Ya ampyunn... Sorry ya Dam, aku gak ada maksud apa-apa."

Aku tersenyum saja melihat tingkah Ira dan Rina yang menurutku sangat lucu itu. Kenapa aku tidak punya teman seperti mereka waktu SMP dulu ya..?

"Hhhaaahh...!!" Dandi menghela nafas sambil bangkit. "Ternyata kabar itu bukan mitos..."

"Hah?! Mitos apaan sih?" Ira melongok pada kami semua.

"Gue kira kaum pelangi itu cuma ada di Jakarta sana. Tapi ternyata -- di sekolah kita juga ada.."

"Kaum pelangi apa sih mak ---" Kalimat Ira terhenti seketika.

Syuuuttt...!

Niko sontak menarik kerah Dandi. "Jaga mulut lo ya, jing!"

"Kenapa? Lo tersinggung, huh? Kalo lo emang gak ngerasa, ya ngapain juga mesti marah..."

"Niko!! Kamu kenapa?!" Sesosok cewek bertubuh tinggi kurus dengan pipi tirus, serta kulit putih jernih, mendekati Niko. "Siapa sih dia?"

"Lo pacarnya, Niko?" Tanya Dandi.

"Iya! Kenapa lo?!"

"Cihh, masih doyan cewek rupanya."

"Jaga omongan lo, babi!" Niko makin menarik kerah kemeja Dandi.

"Gue kirain cowok lo itu ---"

"Ohh iya, pak. Bapak yang dekat pos satpam ya? Oke, aku segera kesana."

Kumasukkan buku tulis, pulpen, dan botol air minum ke dalam tas ransel. Ternyata gojek yang kupesan sudah tiba dan sedang menunggu di gerbang sekolah.

"Adam udah mau pulang?" Tanya Rina.

"Iya, Rin. Aku kasihan sama Ken. Takutnya dia belum makan." Jawabku tanpa menoleh sedikitpun pada kedua orang itu.

"Lohh, terus mereka ---" Lutfi melirik kikuk pada Niko dan Dandi.

Aku angkat bahu. "Daripada aku disini, mendingan aku pulang dan mengajak Ken ke McD. Aku duluan ya.."

"Adam.." Niko meraih tanganku. "Gue anterin ya.."

"Gak usah, Niko.." Sahutku sambil melepaskan tangannya. "Aku udah terlanjur order gojek. Masa aku cancel. Kan kasihan dia."

"Aku yang bayar. Tapi lo balik sama gue.."

"Niko..."

"Lo tunggu disini. Biar gue ---"

"GAK USAH!!" Aku berteriak untuk yang pertama kalinya di depan Niko, dan teman-temanku yang lain. "KAMU PIKIR AKU GAK PUNYA UANG?! KAMU GAK BUDEK KAN?!"

"Adam..."

"EH, JANGAN SEMBARANGAN LO NGATAIN ORANG!! DASAR ---"

"APA?!!" Kini mataku memelotot pada cewek yang mengaku pacarnya Niko itu. "KALO DIA EMANG PACAR KAMU, BILANGIN SAMA DIA, GAK USAH SOK BAIK SAMA AKU! DIKIRANYA AKU INI GAK BISA APA-APA?!!"

"Kamu apaan sih?! Udah deh..!" Niko menarik tangan cewek itu.

"Niko, dia itu udah ngehina kamu! Masa kamu mau dihina-hina sama anak yatim piatu miskin kayak dia?!"

METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang