Akhirnya, setelah gue membujuk kak Taeyong, kita makan siang bertiga.
Awalnya, kak Taeyong kaya memancarkan aura dinginnya tiap kali gue sama kak Sehun bahas sesuatu yang seru.
Tapi ditengah-tengah, gue nyesel ngajak makan siang bertiga. Karena apa? Karena kak Taeyong sama kak Sehun jadi ngobrol sendiri. Gue dikacangin.
Apalagi mereka bahas topik yang ngebuat mereka makin akrab. Sedangkan gue rasanya kaya di dunia lain, belom paham apa yang mereka obrolin. Mau tiba-tiba ngikut, takut salah.
Alhasil gue makan makanan gue dalam diam. Sambil ngelihatin kak Sehun dan kak Taeyong yang ngobrol seru di tengah-tengah makan.
"Kak Sehun ngajar kamu hari apa aja?" tanya kak Taeyong setelah kita selesai makan siang dan sekarang lagi di dalam mobil, perjalanan pulang ke rumah.
"Hari Senin sama Rabu," jawab gue.
"Jam berapa aja?" tanyanya.
Gue mengernyit, "kok tiba-tiba pengen tahu?" tiba-tiba juga gue nyolot.
Kak Taeyong santai aja, yang ngebikin gue heran. "Judul tesis yang dia bikin hampir sama kaya punyaku. Jadi aku mau konsultasi sama dia. Dia juga mau pinjemin materinya. Nanti kirim jadwal kamu ke aku ya,"
Yaampun, masih kak Sehun aja yang dia bahas dari tadi.
Sekarang dia jadi suka nih sama kak Sehun? Padahal kemarin-kemarin dia ngomel ke gue gara-gara gue ketawa bareng kak Sehun di Starbucks?
"Tanyain orangnya aja sendiri," jawab gue malas.
"Tanyain, ya," kata kak Taeyong dengan nada melasnya. Gue akhirnya menghela napas dan kemudian mengirim jadwal mata pelajarannya kak Sehun ke kak Taeyong.
"Jadwalnya udah aku kirim." jawab gue.
Kak Taeyong senyum seneng, "makasih."
"Hm."
Ngerti gue ngebalas singkat, kak Taeyong menoleh bentar kearah gue, "kamu kenapa sih?"
"Kayanya aku kena karma deh."
Kak Taeyong mengernyit, "karma apa?"
"Gara-gara ngacangin kak Taeyong dulu, sekarang aku yang dikacangin," bibir gue maju sesenti, ngebuat kak Taeyong ketawa dan menangkup kedua pipi gue dengan satu tangannya yang bebas dari stir, "ya ampun, maaf yaa."
"Ternyata kak Sehun orangnya enak diajak ngobrol, jadinya aku gak sadar kalau ada kamu."
Gue melotot, gue makhluk halus apa??
Kak Taeyong nyengir, "eh, maksudnya aku lupa kalo ada kamu."
"Iya-iya dimaafkan."
Kak Taeyong senyum lagi, "biar gak ngambek lagi, mau ice cream gak?"
•••
"Ya ... jadi gitu. Jadi, sekarang banyak yang tahu kalau aku tunangannya kak Taeyong. Sekelasku aja tahu semua." kata gue, di akhir cerita tentang Seulgi tanya tentang cicin yang gue pakai sebagai kalung dan Lucas yang ditanyain sama cewek tentang hubungan gue sama kak Taeyong.
Kak Taeyong ngambil ice cream rasa greentea di mangkuk gue, kemudian dimakannya sambil ngangguk-ngangguk. "Bagus dong." balasnya.
Gue membulatkan mata, "ntar yang diundang makin banyak dong!"
Kak Taeyong ketawa, "bagusnya biar semua tahu kamu udah punya suami. Biar gak ada yang deketin lagi."
Gue menyoraki, "yeee! Masih calon ya, belom resmi suami!" ngebuat kak Taeyong terkekeh, dan lagi-lagi ngambil ice cream milik gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [LTY] ✔ SUDAH DITERBITKAN
FanficSEASON 2 DARI JUDUL "DILAMAR TIBA-TIBA" Nikah muda? GAK SEGAMPANG ITU! Emang dipikir nikah sama kak Taeyong terima jadinya doang? Terima gaun, janji suci, pasang cincin, malam pertama? GAK! Nikah muda itu susah! Apalagi buat Nana yang masih umur...