"Jangan ganggu ya, Mi," kak Taeyong menarik pergelangan tangan gue dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya ngebawa macbook. Kita berjalan menaiki tangga.
"Kamu ini, Mami cuma tanya dikit ke Nana kok," kata Mami sambil melipat kedua tangan di depan dada.
Jadi, tadi setelah Mami tanya-tanya itu, Kak Taeyong nyamperin gue dan ngomel-ngomel ke Mami (gak boleh dicontoh ya) terus langsung ngajak gue ke atas.
Posisi gue diantara Mami sama Kak Taeyong sekarang ini cuma diem, sesekali senyum canggung.
"Dikit apanya," cibir kak Taeyong.
Mami akhirnya ngalah, "awas ya kalo ngapa-ngapain! Pintunya dibuka!" teriak Mami dari bawah.
Kak Taeyong sama gue gak membalas apapun karena kita udah diatas dan Mami pastinya udah gak bisa ngelihat gue.
Sesuai kata Mami, kak Taeyong buka pintu kamarnya lebar-lebar, sampai dikasih kertas di bawah pintu buat penyangga.
"Sini," kak Taeyong menepuk ruang kosong sebelahnya untuk menyuruh gue duduk. Dengan posisinya yang ambigu banget.
Dia rebahan diatas kasur, sambil memiringkan tubuhnya. Menahan kepala dengan tangannya dan masang senyuman miring.
Astaga serem.
Alhasil, gue duduk di pinggiran kasur. Bener-bener pinggir dengan posisi membelakangi kak Taeyong.
"Biasanya kamu juga tidur samping aku, sekarang kenapa gak mau, sih?" lancar banget kalo ngomong, kak ):
"Sst, kak Taeyong apaansih," gue refleks menaruh jari telunjuk di bibir kak Taeyong sambil sesekali noleh ke pintu.
Gue deg-deg an nih.
Apalagi kan--pintunya dibuka.
Nanti kalo Mami tiba-tiba keatas?
Waduh bahaya.
Kak Taeyong ketawa, akhirnya dia ngerubah posisinya jadi duduk dan masih menyuruh gue deketan di sampingnya.
"Mami gak mungkin ke atas, tenang aja,"
Hmm, oke.
Akhirnya karena tangan gue ditarik pelan sama kak Taeyong, gue naik keatas kasur dan duduk di samping kak Taeyong.
Kak Taeyong ngebuka macbooknya dan menunjukkan beberapa gambar ke gue.
"Ini dari temen aku yang kerjaannya desain undangan, kamu suka yang mana?" kak Taeyong nunjukin 3 desain undangan dari macbook nya.
Ahsheup kak Taeyong gercep.
Gue bergumam, "yang mana ya.." sambil sibuk bolak-balikin gambar desain-desainnya.
"Em, kalo gitu, kamu sukanya yang gimana?" tanya kak Taeyong, paham kalau gue kebingungan.
"Aku suka yang unik, terus warnanya soft gitu. Warna-warna pastel,"
Kak Taeyong ngangguk-ngangguk, kemudian dia buka salah satu aplikasi di macbooknya dan nunjukin lagi beberapa desain.
Akhirnya, kita jadi ngebicarain banyak hal. Tentang undangan, gedung, sampai nentuin tanggal.
Gue semangat banget. Dan kak Taeyong pastinya juga gitu.
"Tinggal diskusiin sama orangtua kamu dan orangtuaku ya." ucap kak Taeyong diakhir rapat kecil-kecil an kita.
"Siaaap,"
Kak Taeyong ngelihatin gue dengan senyuman, padahal daritadi kita udah bercanda-canda, senyum-senyum, ketawa-ketawa, tapi kak Taeyong gak capek juga senyum terus.
![](https://img.wattpad.com/cover/180482174-288-k899177.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [LTY] ✔ SUDAH DITERBITKAN
FanficSEASON 2 DARI JUDUL "DILAMAR TIBA-TIBA" Nikah muda? GAK SEGAMPANG ITU! Emang dipikir nikah sama kak Taeyong terima jadinya doang? Terima gaun, janji suci, pasang cincin, malam pertama? GAK! Nikah muda itu susah! Apalagi buat Nana yang masih umur...