3

31.1K 3.6K 187
                                    

Karena gue gak mau mengganggu temen-temen gue yang lagi makan, gue akhirnya pamit dan mau pesen grab. Sebelum Doyoung mencegah,

"gue antar aja," katanya.

"Makanan lo belom habis, Doy," tolak gue secara halus.

"Gapapa, gue udah kenyang," kata Doyoung lagi. Padahal gue tahu dia tadi pas pelajaran ngeluh lapar.

"Gak usah, gue bisa pesen grab kok,"

Doyoung mau ngotot ngantar lagi, tapi Jun langsung menengahi. "Gue udah selesai, biar gue aja yang antar," ujarnya.

Mau gak mau, Doyoung akhirnya ngalah. Gue segera pamitan ke Lucas dan Seulgi. Kemudian gue dianterin Jun pulang.

"Nggak lupa kan jalannya, Jun?" tanya gue sedikit teriak karena Jun pakai sepeda motor.

"Santai aja, gue hapal kok," ucapnya.

Gak lama, karena jalanan untungnya gak begitu macet juga, akhirnya gue sampai di rumah dengan perasaan penasaran, deg-deg-an campur aduk.

"Mau mampir dulu gak, Jun?" tanya gue, Jun untungnya menggeleng dan ngebuat gue jadi bisa langsung masuk kedalam rumah setelah dia meninggalkan rumah gue.

Gue berjalan dengan sedikit cepat. Mengharapkan sesuatu yang belum pasti.

Begitu membuka pintu rumah, bukan kak Taeyong yang gue dapati. Melainkan sepupunya, iya, Mark.

"Loh, Mark?"

Mark berdiri, menyambut gue dengan senyumannya.

"Hai, apa kabar?"

Gue menaruh tas di sofa, dan menjawab seperti apa yang Mark lihat. Gue baik-baik aja, cuma ada sedikit masalah dengan perasaan gue. Tentunya bagian terakhir gak gue ucapkan ke Mark.

"Sendirian aja lo?" tanya gue. Gue gak lihat ada kendaraan sih di luar sana.

"Tuh, sama Shin Ae," Mark menunjuk kearah dapur dengan dagunya. Cewek kecil itu lagi sibuk menghiasi eskrimnya di mangkuk bareng Mama.

"Gue habis jemput Shin Ae, dia minta ke rumah lo. Padahal Mamanya Shin Ae sibuk butuh supir cepet-cepet. Eh dia mau nangis, mau minta permen katanya. Tapi gak tahu kok malah makan eskrim," jelas Mark panjang lebar, sebelum gue tanya, as always.

Melihat Shin Ae yang kelihatannya masih asyik, akhirnya gue memanfaatkan waktu buat ngobrol sama Mark.

"Mark, apa lo masih chattingan sama kak Taeyong?" tanya gue.

Mark ngangkat hp iphone nya, "masih. Dia tahu kalo gue sama Shin Ae di rumah lo,"

Gue membeo, tumben dia online. Oh iya, gue kan lagi males buka hp. Gue aja lupa narohnya dimana. Mungkin masih di dalem tas.

"Ooh, gitu," jawab gue singkat.

"Kak Taeyong di New York, sejak 3 bulan yang lalu. Saham perusahaan bisnis kami lagi anjlok. Makanya keluarga gue pada sibuk semua, kecuali gue yang gak mau ikut campur sama bisnis keluarga sih. Tapi untungnya Mamanya Shin Ae jadi punya baby sitter,"

Penjelasan dari Mark ngebuat hati gue dipenuhi rasa bersalah. Seharusnya gue gak langsung mematikan telpon dari kak Taeyong tadi malem. Karena, mungkin aja itu kesempatan dia nelfon gue ditengah kesibukannya.

Yah, gimana dong. Gue mau minta maaf tapi gue gengsi T_T

"Auntieeeeee!" Shin Ae akhirnya sadar gue udah dateng. Dia berlari menghampiri gue sambil merentangkan tangannya.

Nikah Muda [LTY] ✔ SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang