Nana's pov
"Kamu capek nggak? Ada yang sakit?" tanya kak Taeyong. Dia berjongkok di depan gue yang duduk di kursi roda.
Gue menggeleng, "nggak kak. Kak Taeyong pasti yang capek soalnya daritadi dorong aku terus," ucap gue.
Kita lagi ada di salah satu pantai yang ada di Thailand, dua hari setelah hari operasi gue. Sebenernya gue bisa jalan kok dan gak harus pakai kursi roda. Tapi, namanya kak Taeyong, selalu aja maksa gue pake kursi roda.
Dia takut gue gak kuat jalan, takut jahitan gue kebuka lagi, takut gue kesakitan, dan banyak lagi takutnya.
"Biasa aja. Kamu mau kelapa muda nggak?" tanyanya, gue mengangguk, "boleh."
Kak Taeyong mendorong kursi roda ke salah satu meja, kemudian meninggalkan gue sendirian untuk beli kelapa muda.
Selepas perginya kak Taeyong, gue menatap ombak pantai dari kejauhan dengan perasaan aneh. Beberapa saat yang lalu, gue baru tahu kalau ada kehidupan lain di dalam gue dan gue baru bisa merasakannya. Namun kini, gue bener-bener ngerasa kosong. Pikiran gue hampir ngeblank seluruhnya, kalau nggak ada kak Taeyong di samping gue yang tetap menyayangi gue sampai sekarang.
Ngelihat anak kecil yang berlarian kesana-kesini bermain air dan pasir, rasanya di hati gue agak sakit. Anak gue bahkan belum pernah merasakan udara di bumi karena Tuhan berkehendak lain.
Kreek—
Mendengar suara kursi yang tertarik ke belakang, membuat gue langsung mengalihkan atensi gue kepada seseorang yang membuat suara.
Gue memasang senyuman manis. Kak Taeyong menyodorkan satu buah kelapa muda yang sudah dibuka bagian atasnya, ke depan gue.
"Nih, seger banget. Cobain," ucap kak Taeyong.
Gue mengangguk singkat dan langsung menyedot air kelapa. Tangan kak Taeyong sibuk mengambil daging-daging kelapa dengan sendok.
"Aaaa~"
Gue terdiam sebentar. Gue gak suka daging kelapa :(
Tapi, karena kak Taeyong berharap banget gue menerima suapannya, gue membuka mulut. Kak Taeyong memasukkan sesendok daging kelapa kedalam mulut gue.
Yaampun, baru kali ini gue makan daging kelapa. Biasanya dimakanin sama Haechan.
Rasanya gue jadi kangen Haechan deh.
Selesai mengunyah sesendok daging kelapa, gue langsung minum airnya sedikit lebih banyak.
Penderitaan gue gak sampai situ, kak Taeyong menyuapi gue lagi dan lagi, sampai daging kelapa tersisa hampir separuh.
"Kak, aku gak mau lagi," ucap gue, sambil terbatuk-batuk karena maksa makan daging kelapa yang gak gue sukai.
Kak Taeyong malah ketawa, dia membukakan tutup botol air mineral dan menyuruh gue meminumnya.
"Gak nyangka kamu bakal makan sebanyak ini," katanya. Gue melengos, "kalau gak gara-gara ekspresi kak Taeyong yang mupeng banget, aku udah gak mau daritadi."
Kak Taeyong menyubit pipi gue pelan, "ekspresi mupeng, katanya. Bilang aja kamu bucin," katanya, yang ngebuat gue langsung melotot.
"Kak?? Diajarin siapa ngomong 'bucin' itu? Kak Johnny ya? Atau Haechan? Jangan-jangan Mark nih?" gue kaget. Bukannya kak Taeyong tuh orangnya gak bakalan ngucap kata-kata milik anak zaman sekarang?
"Bucin bucin bucin bucin," ucapnya terus-terusan dengan muka yang jenaka banget. Bukannya ngebuat gue kesal, gue malah ketawa.
Sumpah, kak Taeyong lucu banget pengen nerkam. Eh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [LTY] ✔ SUDAH DITERBITKAN
FanficSEASON 2 DARI JUDUL "DILAMAR TIBA-TIBA" Nikah muda? GAK SEGAMPANG ITU! Emang dipikir nikah sama kak Taeyong terima jadinya doang? Terima gaun, janji suci, pasang cincin, malam pertama? GAK! Nikah muda itu susah! Apalagi buat Nana yang masih umur...