1 | Gavarrel

127 9 0
                                    

Varrel!”

siswa yang sedang memejamkan matanya, sambil menyenderkan punggungnya di tembok pembatas rooftop sekolahnya itu membuka matanya, kemudian melirik siswa yang meneriakkan namanya tadi

Apa?” tanyanya, seraya kembali memejamkan matanya dengan lengan yang berada di atas matanya.

Gue cariin juga, ternyata lo ada disini,” ucap cowok itu lalu duduk disamping Varrel

Berani banget tadi adik kelas sama lo,” lanjutnya

Dia—Gavarrel Alvaro Bratadikara atau lebih di kenal dengan Gavarrel Alvaro hanya itu. Tanpa ada nama Bratadikara dibelakangnya, sangat membenci jika nama keluarga itu disandingkan di belakang dengan namanya. Hanya bisa menghela nafas seraya menurunkan lengannya yang sejak tadi menghalangi pandangannya.

Itu juga yang kali ini menjadi permasalahannya dengan adik kelas pada jam istirahat tadi. Ketika dirinya hendak pergi ke kantin, dan saat melewati lorong yang berisi kelas adik kelas tidak sengaja dirinya mendengar ada bisik-bisik mengenai nama belakangnya itu.

Varrel yang saat itu sedang berada dalam mood yang kurang baik akibat pelajaran sejarah itu, langsung memberi pelajaran adik kelas yang sedang diam-diam membicarakannya itu dengan bogeman mentah secara tiba-tiba darinya.

Flashback on

“Kalau mau bicara kaya gitu, ngomong langsung di depan gue!” seru Varrel, seraya menarik kerah baju adik kelas dihadapannya yang sudah terlihat ketakutan, dengan sudut bibir yang berdarah akibat pukulan Varrel tadi.

“Ma-af, K-kak ...” jawab Adik kelas itu dengan suara yang bergetar, sambil berusaha melepaskan tarikan Varrel pada kerah bajunya.

Cih! Maaf lo bilang?!” bentaj Varrel dengan amarah yang memuncak.

B*ngs*t!” umpat Varrel yang membuat semua murid langsung ramai ingin melihat.

Dengar dari siapa lo?!” tekan Varrel, dengan tetap tidak melonggarkan tarikannya yang membuat Adik kelas itu susah bernafas.

Jawab!” raung Varrel, yang membuat kasak-kusuk yang terdengar diantara murid yang menontonnya hilang seketika.

O-SI-S,” satu nama organisasi yang sudah beberapa hari ini membuatnya geram, terucap dari mulut laki-laki dihadapanya.

Sialan!” umpat Varrel, lalu dirinya melirik laki-laki berjas abu-abu yang berada tak jauh darinya.

Varrel menghempaskan adik kelas itu dengan kasar, membuat murid yang menonton adegan itu meringis. Karena punggung adik kelas yang tadi, membentur loker yang berada dibelakangnya dengan cukup keras dan cukup membuatnya mengaduh kesakitan.

Tanpa berbicara lagi dan dengan raut marah, Varrel pun langsung melesat meninggalkan lorong itu, dirinya sudah kehilangan nafsu makannya dan memilih berjalan menuju arah sebaliknya. Menuju rooftop.

Flashback off


Gue butuh sendiri, Dar.”

Haidar yang melihat Varrel yang terlihat cukup frustasi itu akhirnya mengangguk lalu berjalan meninggalkan Varrel sendirian disana, namun sebelum itu Haidar menepuk bahu Varrel.

Tristan nggak bakal biarin itu terjadi lagi, dia jamin.

Varrel tersenyum miring, Gue nggak peduli,”

Varrel-Ga [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang