“Kak Varrel apa-apaan sih?!,”
Natha pun hanya bisa berusaha melepaskan tangannya yang sedang digandeng atau lebih tepatnya dirinya sedang diseret oleh Varrel ke suatu tempat
“Itu semua cuma salah paham,” ucap Varrel dengan raut datar nya. Membuat Natha ingin tertawa, ketika kalimat itu tiba-tiba keluar dari mulut cowok di depannya itu.
“Salah paham? Gue nggak tahu maksud kakak,” balas Natha sambil tertawa, kenyataannya gadis itu tahu persis dengan apa maksud Varrel.
“Jangan berbohong, lo bukan tipe cewek seperti itu,” ucap Varrel.
“Lalu gue cewek tipe kaya gimana?,” balik tanya Natha yang menbuat Varrel memasukkan tangannya ke dalam saku celana.
“Itu nggak penting,” jawab Varrel singkat yang sepertinya tidak membuat Natha puas.
“Tapi, bagi gue itu penting! Gue mau tahu selama ini atas dasar apa kakak manfaatin gue. Yang katanya bilang nggak bakal lebih jauh melibatkan gue dalam masalah, yang gue sendiri pun nggak tahu itu!,”
Varrel mengerutkan dahinya, kenapa gadis ini kembali membawa hal itu. Padahal dia membicarakan hal ini, karena kepikiran ucapan Haidar. Varrel khawatir tentang persepsi yang tidak-tidak Natha ketika dirinya berinteraksi dengan Fani tadi, dan akhirnya membuat rencananya untuk mengambil kepercayaan cewek ini gagal.
“Apa ini ada hubungannya sama Devana? Kalau gue tahu ini ada hubungannya sama dia sejak awal, gue nggak bakal mau dekat-dekat sama pembunuh kaya lo!,” Natha menujuk Varrel yang membuat lelaki itu sedikit emosi.
Natha juga tidak menyadari kenapa dirinya sekesal ini sekarang dengan kakak kelasnya itu. Gadis itu memikirkan kembali ucapan Elang tentang hubungan lain yang mungkin dimiliki Varrel, tapi di satu sisi dirinya memang geram karena cowok itu tidak kunjung menjelaskan apapun kepadanya.
Varrel tidak terkejut ketika Natha mengetahui tentang Devana, tapi ia tidak akan menduga kalau Natha akan mengetahui ini dalam waktu dekat ini. Tapi, yang menbuatnya terkejut adalah ketika gadis itu memanggilnya dengan sebutan 'pembunuh'.
“Jaga ucapan lo!,” ucap Varrel seraya menggenggam jari telunjuk Natha yang mengarah ke arahnya itu.
“Lo nggak tahu sebenarnya,” lanjut Varrel yang kemudian membalikkan tubuhnya menghindari kontak mata dengan Natha, Varrel takut gadis itu melihat wajahnya.
“Lalu apa yang sebenarnya? Kalau kakak bukan penyebab meninggalnya Devana?,” cibir Natha yang membuat tangan Varrel mengepal.
Varrel tidak mengelak, kalau dirinyalah yang membuat gadis itu mengakhiri nyawanya sendiri.
“Gue cuma akan bilang, bahwa yang lo dengar bukanlah sepenuhnya benar. Tolong bilangin juga sama Elang, kalau gue tunggu dia di taman depan perumahan lo nanti sore,”
Varrel kemudian meninggalkan Natha yang mematung, mendengar ucapan Varrel yang terdengar kalau cowok itu sudah cukup lelah dengan apa yang terjadi.
-oOo-
“Tumben seorang Varrel pengin ketemu gue, tapi nggak ngomong langsung. Gue jadi meragukan kalau lo itu gentle apa nggak,” ucap Elang ketika melihat Varrel yang sedang duduk di bangku taman.
Cowok yang sedang memandangi ponselnya itu mengalihkan pandangannya ke arah Elang yang berdiri di depannya.
“Gue nggak peduli lo ngomong apa tentang gue,” balas Varrel dengan cepat membuat Elang mendecih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Varrel-Ga [COMPLETED]
Teen FictionSemua orang berhak bahagia, itu yang dikatakan Mamanya. Dan Gavarrel mencoba untuk mencari kebahagiannya. Semua bermula dari insiden yang melibatkan CEO Brata's Company yang perlahan mengubah setengah hidupnya, rasa bencinya dan sikapnya. Ini semua...