“Baru pulang? Darimana aja?”
Varrel langsung disambut oleh suara Mamanya, begitu dirinya memasuki rumah kediaman Kahraman itu.
“Habis dari kantor, Paman Rey minta bantuan Varrel. Maaf nggak bilang sama Mama,”
Varrel melangkah mendekati Alina yang sedang berdiri di depan nya melipat tangan di depan dada.
“Masa? Kamu nggak bolos sama teman-teman kamu, kan?” tanya Alina dengan penuh selidik.
Varrel menggeleng menjawab pertanyaan Alina, lalu mengenggam tangan wanita yang sudah melahirkannya dengan sayang, melihat perlakuan Varrel membuat Alina menghela nafasnya.
“Tadi siang Haidar kesini, lain kali jangan suruh teman kamu bawain barang kamu,” peringat Alina yang dibalas anggukan pelan oleh Varrel.
“Tergantung keadaannya, Ma,”
“Dasar, kamu ini. Mending kamu sekarang ganti baju terus turun. Mama udah siapin makan malam,” ucapnya yang kemudian melangkah menuju dapur.
Varrel pun menaikkan satu alisnya melihat sikap Alina yang tidak berubah dan terlihat seperti biasa seolah tidak terjadi apapun ... juga terlihat cukup senang?
Varrel mengendikkan bahunya, lalu melangkah menuju kamarnya yang berada dilantai dua rumah itu.
'Brugh!'
Varrel pun yang hendak membuka pintu kamarnya pun menghentikan gerakannya ketika mendengar suara benda jatuh yang terdengar tidak jauh dari kamarnya. Cowok itu menaikkan satu alisnya, 'Apakah ada seseorang?' Lalu melangkah mendekati sebuah kamar yang terletak tidak jauh dari kamarnya.
Namun, di tengah jalan ia menghentikan langkahnya. Kamar itu sudah lama tidak digunakan dan menurut pamannya dulu ada sesosok hantu yang menghuni kamar itu, tapi itu dulu ketika dirinya masih berada di sekolah dasar. Varrel menggelengkan kepalanya, menghilangkan pikiran horror nya tentang kamar itu.
“Mungkin ada bi Rini,” pikirnya.
Setelah sampai di depan kamar itu, Varrel pun menarik nafasnya lalu menghela jalan nya secara perlahan seraya menarik hendle pintu.
“Bi— ...” ucapnya lalu sedetik kemudian netranya sukses melebar ketika melihat seorang perempuan sedang terduduk di lantai dengan barang yang berserakan.
Varrel menelan saliva nya dengan susah lalu berusaha berpikiran positif, apalagi perempuan itu mengenakan baju tidur berwarna putihnya.
“Apa yang— ...” ujarnya lagi, ketika perempuan itu berdiri, lalu mulai membalikkan badannya.
Varrel terlihat cukup terkejut dengan perempuan tadi, tapi dengan cepat ia mengubah raut wajahnya menjadi datar.
Pikiran horror nya langsung hilang seketika dan kemudian tergantikan dengan rasa bencinya, lalu tanpa berkata lagi Varrel segera pergi dari kamar itu.
“Paman bergerak dengan cepat,” gumam Varrel, seraya tersenyum miring lalu pikirannya kembali teringat ketika dirinya hendak pamit pulang pada Rey.
..
“Aku akan pulang sekarang” pamit Varrel kepada Rey, yang sedang memeriksa berkas-berkas diatas mejanya.
“Hn, bilang kepada kakak aku akan pulang terlambat nanti,” Varrel pun mengangguk.
“Ah iya, aku harap kamu juga menyukai kejutan yang kuberikan,” lanjut Rey, dengan senyum misteriusnya yang dibalas endikan bahu oleh Varrel
KAMU SEDANG MEMBACA
Varrel-Ga [COMPLETED]
Teen FictionSemua orang berhak bahagia, itu yang dikatakan Mamanya. Dan Gavarrel mencoba untuk mencari kebahagiannya. Semua bermula dari insiden yang melibatkan CEO Brata's Company yang perlahan mengubah setengah hidupnya, rasa bencinya dan sikapnya. Ini semua...