7 | Terpesona

22 1 0
                                    

Yosh ... akhirnya bisa up chap ini><!

Makasih banyak juga buat readers yang mau meluangkan waktunya buat membaca cerita ini😭~

Happy reading guys!😘~



•◇◇◇



“Rel, lo bener-bener jadi berita terhangat hari ini di SMA Bhatari. W-o-w wow!” pekik Haidar, sambil membalik tubuhnya, melihat Varrel yang duduk di belakangnya itu terlihat rajin membuatnya mendengus.

Laki-laki di samping Varrel pun mengalihkan pandangannya menatap Haidar, “Bukannya itu udah biasa?”

Varrel tidak menjawab ucapan Tristan yang duduk di sampingnya, dirinya hanya fokus pada buku catatan di depannya, sambil sesekali membalik lembaran bukunya itu.

“Gue takut fans nya Varrel bakalan bully Vina, apalagi geng nya Fani,”

Haidar pun bergidig ketika membayangkan para gadis yang pengagum Varrel itu. Bahkan, salah satu dari mereka yang bernama Fani sudah terang-terangan menyatakan perasaannya di hadapan Varrel. Tentu saja itu tidak digubris sama sekali oleh Varrel, alias di tolak mentah-mentah.

Sedangkan yang sejak tadi diajak berbicara pun hanya fokus pada buku di depannya, Varrel terlihat tidak tertarik dengan apa yang sedang dibicarakan oleh Haidar.

Pagi tadi Pamannya sukses membuat moodnya memburuk, dengan mengatakan Vina akan pindah ke SMA Bhatari. Dan yang lebih mengesalkannya lagi, Paman nya itu meminta agar dirinya berangkat bersama dengan Vina.

“Nggak usah dibahas,” ucap Varrel dengan ketusnya, membuat Haidar cemberut lalu Tristan melirik Varrel yang duduk di sampingnya.

Namun, tidak berlangsung lama tiba-tiba wajah Haidar pun langsung cerah kembali ketika melihat siswi berkacamata mendekati meja Tristan sambil menenteng sebuah map.

Wih, neng Jalka mau ngapain? Mau duduk sama abang?” goda Haidar, yang membuat semua laki-laki dikelasnya bersiul menyahuti godaan Haidar.

Mantul, Dar!” tukas Fin, cowok yang duduk di samping Haidar. Membuat Haidar tersenyum bangga, dan gadis di yang sekarang berdiri dihadapan Tristan pun berdehem.

Dih, siapa lagi yang mau duduk sama lo! Gue mau ngomong sama Tristan tau,” jawab Jalka atau Zalka dengan ketus, yang juga membuat Tristan diam-diam menjulurkan lidahnya ke arah Haidar.

Haidar mengerucutkan bibirnya, yang sialnya malah terlihat imut itu. “Jadi cewek jangan galak-galak amat, nanti gue jadi tambah suka,” ucapnya yang semakin gencar menggoda Zalka. Tidak peduli jika gadis itu sudah memalingkan wajahnya yang sudah bersemu, akibat gombalan dari Haidar.

“Ada apa, Zal?” tanya Tristan, yang membuat Zalka berdehem lalu menatap cowok yang akan melepas jabatannya sebagai ketua OSIS beberapa minggu lagi itu.

“Nanti ada rapat OSIS habis istirahat kedua, bahas pendaftaran anggota baru. Tadi Karen lupa kasih tahu lo,” Tristan pun mengangguk, mendengar jawaban Zalka.

Varrel pun melirik keduanya dengan pandangan malas, lalu kembali sibuk dengan bukunya. Tapi, tidak sengaja netranya menangkap sebuah pemandangan yang membuat kedua sudut bibirnya melengkung ke atas tanpa dirinya sadari.

“Ngomongnya OSIS terus, ngomongin hubungan kita nya kapan?” celetuk Haidar, yang membuat Zalka salting lalu refleks memukul Haidar dengan map yang di bawanya.

“Lo nggak malu apa?!” ujar Zalka, dengan wajah yang memerah bercampur malu dan marah.

Udah ... udah, Zal. Lo udah ngedata semua anggota baru?” tukas Tristan menengahi keduanya, membuat Haidar maupun Zalka langsung menatapnya.

Varrel-Ga [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang