Seorang siswi bername tag 'Natha Adena W' itu pun hanya bisa berlari ketika melihat gerbang sekolahnya yang hampir tertutup Sepenuhnya.
"Stooppp!!" teriaknya yang membuat pak Rudi-satpam sekolahnya menghentikan gerakannya yang hendak menutup gerbang sekolah, lalu menoleh ke arahnya.
"Hah ... hah," siswi itu berusaha mengatur nafasnya yang memburu, karena dirinya berlari agar tidak terlambat. Natha berusaha mengatur nafasnya setelah berhasil masuk kedalam sekolah.
"Tumben terlambat, Neng? Biasanya aja berangkatnya pagi," tanya pak Rudi sambil melanjutkan tugasnya yang sempat tertunda, menutup gerbang.
Gadis itu bahkan selalu datang 15 menit sebelum bel berbunyi, itulah yang membuat pak Rudi terheran dengan siswi yang biasanya diantar oleh kakak laki-lakinya ke sekolah itu.
Natha pun hanya tersenyum kikuk menatap pak Rudi, "Hehe ... iya, Pak. Kalau gitu aku masuk dulu ya."
Natha pun langsung bergegas masuk kedalam gedung sekolah sebelum guru masuk ke dalam kelasnya. Biasanya di jam-jam seperti ini, banyak guru piket atau anggota OSIS berjaga-jaga kalau ada yang terlambat. Walau dirinya juga bisa dikatakan hampir terlambat.
Melangkahkan kakinya menuju kelasnya yang berada dilantai dua gedung sekolahnya, membuat langkahnya tergesa-gesa.
Saking tergesa-gesanya, gadis itu sampai tidak melihat jika ada gadis lain yang sedang menuju ke arahnya.
"Aduh!" Natha mengaduh ketika bokongnya mendarat di lantai, bersamaan dengan siswi di depannya.
"Aduh ... maaf ya," ucapnya sambil membantu siswi dihadapannya untuk berdiri.
Keduanya pun sama-sama membenarkan penampilan masing-masing, yang sempat sedikit berantakan itu.
"Iya, nggak apa-apa kok," jawab siswi itu sambil tersenyum simpul.
"Cantik," gumam Natha cukup keras, yang membuat siswi di depannya terkekeh pelan, Natha menyukai rambut berwarna coklat yang dimiliki gadis yang berdiri dihadapannya itu.
"Maaf, lo tahu dimana ruang kepala sekolah?" tanya siswi didepannya membuat Natha kembali ke alam nyata.
"Tahu, emangnya siapa disini yang nggak tau ruangan Kepsek?" jawab Natha yang dibalas senyuman oleh gadis didepannya.
Semua murid di SMA Bhatari tentu tahu persis dimana ruangan keramat selain ruang BK, apalagi seorang murid yang sedang terkena masalah yang besar atau ketahuan terlambat sepertinya.
Ia menggelengkan kepalanya, berusaha menepis hal itu. Ia hampir! Iya, hampir terlambat. Toh, dari tadi dia tidak melihat ada guru atau siswa OSIS satu pun yang berjaga-jaga di depan pintu gerbang.
Lalu, Natha meneliti pakaian siswi dihadapannya dari atas kebawah lalu mengangguk. "Lo murid baru ya di sini?" tebaknya, yang langsung dibalas anggukan.
"Iya, jadi bisa tolong anterin ke ruangan kepala sekolah?" pinta siswi baru itu dengan nada sedikit getir? membuat Natha menaikkan satu alisnya.
Natha mengangguk dengan antusias, apalagi dirinya yang sangat suka sekali menolong orang. "Tentu saja, ayo!" jawabnya dengan semangat, membuat siswi itu tersenyum.
Keduanya pun berjalan berdampingan, siswi baru itupun memperhatikan setiap lorong yang dilaluinya. Beberapa kali Natha mengenalkan beberapa ruangan yang menarik perhatiannya, lalu menatap ke arah Natha.
"Btw, nama gue Vina. Makasih ya udah mau nganterin gue," ucapnya yang dibalas senyuman oleh Natha.
"Sama-sama, nama gue Natha. Semoga kita bisa sekelas ya," balas Natha dengan nada senang, seprtinya gadis itu melupakan sesuatu yang akan menunggunya di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Varrel-Ga [COMPLETED]
Teen FictionSemua orang berhak bahagia, itu yang dikatakan Mamanya. Dan Gavarrel mencoba untuk mencari kebahagiannya. Semua bermula dari insiden yang melibatkan CEO Brata's Company yang perlahan mengubah setengah hidupnya, rasa bencinya dan sikapnya. Ini semua...