29 | Lepas Kendali

12 1 0
                                    

“Apa? Gue juga nggak tahu dimana adik lo,” balas Deven, seraya melirik Elang yang sepertinya terlihat tertekan itu.

“Dimana Axel?,” Tanya Deven. 

Elang langsung tersentak, sedangkan Varrel tersenyum miring.

“Gue yang bakal gantiin Axel malam ini, dan gue nggak bakal lepasin lo kalau terjadi sesuatu sama Lavina,” ujar Varrel seraya melenggang masuk dengan santainya, mendahului Deven dan Elang yang menatapnya dengan penuh amarah.

'Bugh!,'

Deven dengan tiba-tiba langsung menendang kaki Varrel, membuat sang empu langsung terjerembab di lantai.

Shit!,” umpat Varrel.

“Lo nggak bisa seenaknya disini, Gavarrel,” sinis Deven yang membuat Varrel menggeram, lalu dengan sigap dirinya bangkit lalu memukul perut Deven.

“Dimana lo sembunyiin adek gue, hah?!,” Varrel mencengkeram kerah kaos berwarna coklat milik Deven.

Deven melirik Elang yang hanya bisa diam menonton keduanya, tanpa ada niatan untuk menolongnya.

“Elang nggak bakal bisa bantuin lo,” tandas Varrel dengan tatapan nyalangnya ke arah Deven.

Deven langsung meninju pipi kiri Varrel, membuat Deven langsung menatap Varrel dingin. “Lo sialan Varrel, f*cking you!,” umpatnya.

Lalu kembali memukuli Varrel dengan membabi buta, sedangkan Varrel hanya bisa menahan serangan yang diberikan Deven.

“Lo buat adik gue mati dan sekarang lo mau buat temen gue jadi pengkhianat?!,”

Varrel langsung mendorong Deven, hingga Elang langsung menangkap Deven yang hampir membentur televisi di belakangnya.

“Lo salah paham! Gue nggak pernah tau tentang kematian Devana,” balas Varrel dengan cepat, lalu mencengkeram kerah kaos Deven.

“Bohong! Gue tahu lo nggak sebodoh itu!,” Geram Deven seraya menatap nyalang Varrel yang wajahnya juga sudah memerah.

.



.



.

“Dimana Varrel?,”

Haidar menelan salivanya dengan susah payah, ketika mendengar pertanyaan Rey yang sedang berdiri dihadapannya itu.

“Dia sedang ada urusan, Paman,”

Bukan Haidar yang menjawab, melainkan Vincent yang sedari tadi sudah mencurigai kalau salah satu anak buah Rey mengikuti mereka, tapi ia tidak menyangka jika Reynard langsung turun tangan.

“Urusan dengan Lavina?,”

Keempatnya pun langsung tersentak, ketika mendengar tebakan Rey yang sialnya benar itu.

“Entahlah, kami sendiri pun kurang mengetahuinya. Varrel bilang hanya ingin menyelesaikan sebuah urusan dan itu terlihat cukup penting,” jawab Tristan yang sedari tadi hanya diam menyaksikan. Ia tidak menyangka kalau pamannya Varrel itu akan datang ke markas Alterio.

“Jangan berusaha membohongiku, Tristan. Aku tidak akan menolerir jika Varrel membuat masalah lagi kali ini,” ucap Rey dengan nada sinis dan jangan lupakan tatapan mata yang mengintimidasi setiap orang yang berada disitu.

“Varrel sudah diluar batas sekarang,” gumam Rey yang masih bisa didengar oleh Haidar dan Vincent.







-oOo-

Varrel-Ga [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang