41 | Happy Graduation

10 1 0
                                    

Hari ini Gavarrel terlihat sangat sibuk dengan barang-barangnya, ia sesekali terlihat berpikir untuk menaruhnya atau membuangnya. Sampai-sampai ia harus bolak-balik mengeluarkannya.

"Kak..." panggil Vina diambang pintu ketika melihat kakaknya yang terlihat frustadi itu.

"Ada apa, Vin? Mau gue bantuin beres-beres juga?" Varrel langsung berdiri kemudian mendekati adiknya itu.

Lavina menggeleng, lalu terkekeh ketika melihat kamar Varrel yang jauh dari kata 'rapih' itu. "Kamarnya kaya kapal pecah" cibirnya yang membuat Varrel mengendikkan bahunya.

"Salahkan paman yang mempercepat keberangkatan kita" ucap Varrel acuh

Vina pun hanya memutar matanya jengah, kakaknya suka sekali menyalahkan pamannya.

"Nanti malam ada acara prom, kan? Kakak kan udah janji sama Fani"

Cowok itu mengacak rambut Vina, membuat gadis itu tersenyum lebar melihat perhatian Varrel kepadanya. Vina mengetahui itu, karena Varrel sendiri yang bercerita kepadanya. Sekarang kakaknya itu jadi semakin terbuka kepadanya.

"Iya, gue ingat kok. Sebentar lagi, lagian banyak pakaian di lemari. Tinggal pilih, selesai"

Entah kenapa jika seperti ini Vina terlihat seperti baik-baik saja, tapi jika gadis itu mendengar sesuatu terjatuh atau pecah. Ia menjadi sangat sensitif, hingga terkadang Vina menjerit atau histeris sendiri. Dan itu membuat bi Rini kadang kewalahan dengan sikapnya.

"Dia anak kandungku dan Galena. Jadi jangan katakan seolah dia anak kandung Alina yang bisa kau atur sesuka hatimu"

"Rahasiakan hal ini dari Gavarrel"

"Na...Lavina?"

Vina mengerjabkan matanya beberapa kali, lalu menatap Varrel dengan sendu.

"Loh, kok nangis? Gue kasar ya sama lo? Maaf..," Varrel menghapus air mata yang mengalir dari mata Vina.

"Ng-nggak, cuma teringat masa lalu" lirih Vina yang membuat Varrel mematung, ia sadar kesalahannya yang membuat adiknya menjadi seperti ini.

“Masa lalu diingat untuk dijadikan pembelajaran, bukannya melarang untuk mengenang. Tapi lebih baik kamu pikirkan kedepannya,” ujar Varrel sambil mengelus puncak kepala Vina

“Tumben bijak, biasanya aja marah-marah terus,” cibir Vina membuat Varrel mengendikkan bahunya.

"Bodo amat, mungkin gue lagi dapet pencerahan dari tuhan makanya bisa bijak kaya gitu," kekeh Varrel sambil bersender di ambang pintunya, saat jni Varrel lebih terlihat seperti Tristan yang ramah.

"Udah, sana beresin! Tinggal beberapa jam lagi noh!," Varrel pun terkekeh ketika melihat Vina yang berbalik menuju kamarnya.

"Apa yang harus aku lakukan?," Gumam Vina setelah gadis itu pergi ke kamarnya, lalu mengunci pintunya.






-oOo-







"Ganteng banget lo!,"

Haidar tersenyum bangga setelah mendengar pujian dari salah satu teman Zalka, Raina.

"Jangan bilang kaya gitu, Na. Entar dia makin besar kepala," cibir Zalka disamping Haidar sambil menggandeng lengan cowok itu, membuat Haidar terkekeh.

"Bilang aja lo cemburu" balas Reina yang membuat Zalka mendelik menatapnya, yang sontak membuat Haidar tertawa.

"Itu anak SMA Nusa!," seru salah satu murid SMA Bhatari.

Varrel-Ga [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang