“Lepasin gue!,” Teriak Vina dari dalam kamar yang membuat Deven langsung menggebrak pintu itu dari luar.
“Berisik! Mulut lo itu pengin banget gue jahit tau nggak,”
Vina langsung beringsut mundur ketika mendengar ancaman Deven untuknya. Keadaannya saat ini benar-benar mengenaskan, wajahnya sudah memar disana-sini, apalagi ditambah bajunya yang—....
“Nangis lo bikin brisik tau nggak!,” bentak Deven dari luar yang membuat Vina mengusap dengan kasar air matanya, lalu menatap pintu yang terkunci dari luar itu
“Salah apa gue sama lo, kenapa lo lakuin ini ke gue? Yang salah Varrel, tapi kenapa lo lampiaskan ke gue?!,” seru Vina yang tidak kunjung mendapat jawaban dari Deven.
.
.
.
“Kok lo nggak kasih tau gue sih, Vin?!,” geram Haidar di depan Vincent yang sedang melipat tangannya
Tristan yang melihat itu hanya bisa menghela nafasnya, diikuti Nean dan Vincent yang sedari tadi terlihat tenang di kursinya. Tapi, tidak dengan pikirannya yang sejak tadi entah kemana.
“Gue juga baru tahu kemarin, dan yang seharusnya lo salahin ya Varrel sama dia,”
Vincent pun menatap Tristan yang sedang meminum air mineral dari botol minuman, hingga membuat Tristan hampir saja tersedak karena tatapan sinis Vincent.
“Lo juga udah tau?,” Tanya Haidar kepada laki-laki berjaket denim di hadapannya, yang dibalas anggukan oleh cowok itu.
“Gue tau sehari sebelum Vincent, dan tepat beberapa jam sebelum gue pergi ke London,” jelas Nean yang membuat Haidar menghela nafasnya, dirinya memang tidak pernah dianggap penting disitu.
Apalagi Varrel yang terlihat tidak begitu peduli dengannya, berbeda dengan Tristan. Tunggu dulu, apakah dirinya baru saja mengakui dirinya cemburu dengan Tristan? Oh tidak...tidak...
“Gue tunggu waktu yang tepat buat ngomong sama lo,” celetuk orang yang baru saja datang, membuat empat orang itu langsung menatap cowok berjaket abu-abu tua itu.
“Tapi, lo seolah menganggap gue nggak penting, Rel,” pungkas Haidar yang tidak puas dengan jawaban yang diberikan Varrel.
Saat ini kelimanya sedang berada di markas Alterio yang letaknya lebih dekat dengan Apartemen milik Deven, yang menjadi incaran mereka saat ini.
“Kalau gitu, gue nggak bakal ngajak lo buat ikut bantu gue sekarang,” jawab Varrel yang hanya dibalas diam oleh Haidar.
“Terus, lo kumpulin kita kesini buat bantuin lo?,” Tebak Nean yang dibalas senyuman tipis oleh Varrel, membuat Nean mengangguk mengerti diikuti Haidar
“Vincent lo udah jelasin semuanya, kan? Karena lo semua udah pada tahu, sekalian saja,”
Vincent mengangguk, membuat Varrel beralih menatap Tristan. Sebelumnya Varrel memang tidak ingin melibatkan semua sahabatnya, tapi karena desakan dari Vincent lah yang akhirnya membuatnya menerima arahan cowok belanda itu.
“Udah, lo tinggal jalanin sesuai rencana,” terang Tristan yang dibalas anggukan oleh Varrel.
Varrel kemudian keluar dari markas, lalu mulai menjalankan motornya untuk mengambil kejutan yang diambil untuk seorang Elang Fahmi Nandana.
-oOo-
“Tumben lo on time, Xel?,” Cibir Elang kepada seorang pengendara motor sport biru metalik yang berhenti tepat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Varrel-Ga [COMPLETED]
Genç KurguSemua orang berhak bahagia, itu yang dikatakan Mamanya. Dan Gavarrel mencoba untuk mencari kebahagiannya. Semua bermula dari insiden yang melibatkan CEO Brata's Company yang perlahan mengubah setengah hidupnya, rasa bencinya dan sikapnya. Ini semua...