Happy reading! ❤
🌁Enjoy :)*
*
*
♠️♠️♠️♠️♠️♠"Aku ingin pulang " Jawab Jungkook yang mulai mengalihkan topik. Beruntung Jhope tak seperti tadi yang-- kepo akut.
Kini adik Lalice itu berkemas dan pamit.
"Hati-hati, jangan melamun lagi! Dan jangan lupa sampaikan salamku pada Lalice" peringat Jhope. Jungkook hanya mengacungkan jempol ke atas tanpa mau repot membalik badan.
"Jimin juga, ya! " untuk yang satu itu Jungkook menuli.
Di perjalanan pulang, Jungkook berusaha fokus. Pikirannya merasa terbebani. Ia merasa badmood semenjak pembahasan tentang pria bernama Park Jimin. Ah, andai Jungkook tak keceplosan tadi. Dia pasti bisa berkendara dengan tenang sekarang.
.
.Saat traffic light menyala merah, Jungkook menegakkan tubuhnya dan meregangkan jemari tangan yang terasa sedikit pegal karena menyetir. Ia juga menggerakkan kepala ke samping kanan-kiri guna meregangkan otot.
Pandangannya kemudian jatuh pada langit malam yang berbintang. Seketika lengkungan senyum terbit.
Bintang dilangit sana bertabur indah. Langit yang kosong tanpa awan memberikan kesempatan untuk para bintang menyinarkan cahayanya. Walau tak seterang bulan, tapi bintang memiliki keindahan. Bersama, melukis langit malam. Membuktikan bahwa gelap tak selalu buruk. Buktinya, bintang disana terlihat saat gelap datang dan mengembalikan mood seorang namja yang masih berada diatas motor itu.
Bintang, bulan, dan awan.
Keindahan mereka selalu berhasil membuat Jungkook merasa tenang. Itulah yang Lisa tularkan.
Gadis itu menyukai benda-benda langit.
Lisa bilang, "Mereka hanya diam tapi mampu mengantarkan ketenangan. Kebahagiaan pun tak urung mereka salurkan. Arh, aku ingin seperti mereka "
Pandangan Jungkook kembali ke depan, sembari menggumamkan nama noona-nya.
"Lalice.. -- Lalice?! " gumaman itu berubah menjadi sebuah pekikan.
Jungkook memicingkan mata, memastikan bahwa netranya itu tak salah.
Lisa berjalan kaki di trotoar.
SENDIRIAN.
hey, dia SENDIRIAN!
"dimana pacarnya itu? Sialan. " Jungkook lekas menacap gas begitu lampu berubah hijau. Mood yang sempat membaik pun berubah.
Tin!
Bunyi klakson itu berhasil mencuri atensi gadis yang berjalan sendiri di trotoar dengan memeluk erat tubuhnya.
Lisa menoleh dan mendapati adiknya disana. Seolah tak terjadi apa-apa, gadis itu memamerkan senyumannya.
"Kau baru akan pulang, Kookie? "
****
Di Kafe // tempat Lisa dan Jimin lunch.
Lisa bergabung, duduk diantara Boss dan sekretarisnya. Jimin dan Rose.
"Hallo, sayang. Duduklah.. " Jimin menarik kursi untuk Lisa. Gadis itu pun duduk.
Rose memberikan salam sampai kemudian berucap, "Maaf, aku harus berada diantara kalian. "
"Berhenti mengucap maaf, Rose. Sudah ku katakan 'tidak masalah' " Itu Jimin. Lisa? Dia harus menelan kembali kalimat yang bahkan belum sempat terlontar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalice Jeon [END]
Fanfiction"Tak perlu ingatkan aku akan sikapnya. Tak perlu beritahu aku bahwa ini salah. Bahwa ini tak wajar. Aku tau namun aku tak mau memahaminya. Cukup, aku hanya perlu menjalaninya. Menjalani seolah semua itu normal? Ya, aku hanya ingin hidup normal. " ~L...