♥️ dua belas

3.4K 335 4
                                    

WARNING! cerita ini mungkin mengandung unsur GAJE.  Jadi, author minta maaf yaaaaa... Atas kegajeannya 😭

Udah revisi beberapa kali, dan fix nya begini.

Smg masih masuk akal dan sampe 'pesannya'aamiin.


Happy reading! ❤

🌅 At 11.05 a. m
Thx for vote and reading 😉
.
.

️♠️♠️♠️♠️♠️

Pintu lift menutup perlahan. Dan saat pintu itu telah tertutup sempurna, sebulir airmata lolos dibalik kacamata hitamnya.

Perasaan rindu semakin membuncah kala mengingat kembali bagaimana manik matanya bertemu dengan lelaki itu.

Tak diketahui apakah Suga mengenalinya disaat penampilannya yang sangat tertutup itu.

Namun takdir rupanya cukup adil. Ikatan yang dimiliki keduanya begitu kuat hingga bisa mengenali satu sama lain dengan cepat. Tak peduli seberapa lama mereka dipisahkan, namun jiwa mereka terikat satu sama lain.

Degup jantung seorang Min Suga, kini berdetak terlalu cepat. Hingga Jennie mendengarnya dengan jelas karena posisi keduanya.

Gadis itu tersenyum, ia beranggapan bahwa jantung itu bereaksi karenanya.

Namun pada sesungguhnya, penyebab utama adalah "Lily, "

Gumaman itu membuat pelukan mereka terlepas.

"Kau mengatakan sesuatu, Oppa? "

Suga tersadar. Namun ia bukanlah sosok yang mudah ditebak. Rautnya mungkin terlihat biasa saja. Namun pada dasarnya lelaki itu tengah menahan gugup dan berupaya keras agar tidak salah bicara.

"Heum, tidak. Kau mau pergi sekarang? "

Jennie mengangguk antusias. Min Suga ikut tersenyum. "Baiklah. Ayo. "

Keduanya berjalan dengan saling menggenggam. Keluar dari gedung perusahaan Jimin itu dengan perasaan yang berbeda.

Jennie dengan rasa bahagia dan Suga yang masih berusaha mengendalikan dirinya untuk tidak berbalik mencari gadis itu dan memeluknya erat. Menyalurkan rindu yang teramat dalam dan lama tersimpan. Argh, andai itu bisa ia lakukan.

"Oppa, kita mau kemana? " Jennie bertanya setelah mereka masuk ke mobil Suga.

"Ke pantai saja bagaimana? "

****

"Woaah, daebak! Ini sangat indah. " seru seorang gadis yang kini tengah berlarian diatas pasir pantai, hendak menggapai ombak.

Raut wajahnya menunjukkan betapa ia sangat senang sekarang. Tak pedulikan pakaiannya yang mulai kotor, gadis itu duduk diatas pasir pantai yang basah. Menanti ombak kembali menghampiri dan merasakan airnya.

"Kookie-ya! Kau lamban sekali. Cepatlah! " teriak gadis itu sembari melambaikan tangan, menyuruh lelaki dibelakangnya agar datang segera.

"Hey, Lalice. Kau tidak bawa baju ganti 'kan? Kenapa malah duduk disitu aihh.. "

Ya, mereka adalah Jungkook dan Lisa.

Lalice Jeon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang