Enjoy 🤗
🌄At 08.19 WIB
HAPPY READING! ❤
.
.
♠️♠️♠️♠️♠️"Aku juga merindukanmu, Lily. "
Suga merotasikan ponselnya yang landscape, menjadi potrait kembali. Menekan digit nomor lalu memposisikannya pada daun telinga kiri.
"Cukup. "
Hanya satu kata itu yang diucapkannya. Setelah itu, ia memutuskan panggilan secara sepihak.
08xxxxxxxxxx:
Tugasku selesai?Suga:
Ya.Cklek,
"O! " karena refleks, Suga langsung mematikan ponselnya dengan cepat.
Seseorang masuk begitu saja dan kini berdiri di hadapannya dengan kikuk.
"M-maaf, aku harusnya mengetuk pintu dulu. Hehe, " ucap gadis yang membawa paperbag biru itu. Dia hendak keluar tapi ucapan Suga menghentikannya.
"Kau mencari Jimin? "
Gadis itu mengangguk, canggung. "Ah, iya. Tapi, sepertinya dia sedang pergi jadi aku kembali nanti saja. "
"Tunggu disini saja. Dia sedang membeli makanan untukmu. "
Rose terpaku ditempat. Jimin membeli makanan untuknya?
"Tapi aku juga membawa makanan untuknya. " gumam gadis itu dan masih bisa Suga dengar. Namun lelaki pucat itu mengabaikannya.
Tak lama kemudian, Rose kembali berucap. "Eung, kalau begitu aku menunggu diluar saj--"
"Aku akan keluar, kau disini saja. "
Rose tidak bisa berbuat apa-apa saat Suga menarik tangannya dan menggiring gadis itu duduk di sofa tempatnya tadi. Setelah itu, ia pergi meninggalkan Rose yang kebingungan sekaligus takut karena aura lelaki itu yang begitu dingin. Sangat berbeda dengan Jimin.
Ah, Jimin.
"Benarkah Jimin oppa tengah membelikan makanan untukku? " ah, lihatlah. Dua pipi gadis itu memerah sekarang.
"Ah, tidak tidak. Rose, boss mu itu sudah punya kekasih. Jangan jadi penjahat, okay? Kau bisa cari yang lain. " Rose memperingati dirinya sendiri.
Tapi saat menatap paperbag yang dibawanya, ia seakan lupa akan ucapannya beberapa sekon lalu.
"Aku harap Jimin oppa menyukainya! "
*****
Lalice berjalan di MJP company building dengan outfit santainya. Sweater oversize berwarna biru dengan karakter gurita bagian atasnya yang dipadukan dengan celana jeans. Tak lupa masker dan kacamata hitam, untuk menutupi mata pandanya.
Dia akan menakuti semua orang jika membiarkan wajahnya itu terekspos.
Tetap fokus pada jalan, Lalisa mengangkat ponselnya dan menempelkan pada daun telinga kanan. "Kau dimana? "
"Oh, baiklah. Aku sedang menuju kesana. " telepon tetap tersambung saat gadis itu berjalan dan memasuki lift menuju lantai 6.
Jimin bilang dia ada di kantin kantor.
Namun Lisa memundurkan kembali langkahnya menuju lift. Gadis itu berhenti kala ia melihat Jennie disalah satu sisi. Bersama seorang pemuda yang sepertinya Lisa pernah melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalice Jeon [END]
Fanfiction"Tak perlu ingatkan aku akan sikapnya. Tak perlu beritahu aku bahwa ini salah. Bahwa ini tak wajar. Aku tau namun aku tak mau memahaminya. Cukup, aku hanya perlu menjalaninya. Menjalani seolah semua itu normal? Ya, aku hanya ingin hidup normal. " ~L...