♥️ lima belas

3.2K 303 0
                                    

Enjoy!
🌅Happy reading!

♠️♠️♠️♠️♠️

"Berhenti menangis, noona. Aku benci kesedihanmu." karena hal itu pasti berkaitan dengan Yoongi-hyung.  Lanjutnya dalam hati.

Suara lirih nan serak milik Jungkook menghentikan tangisan Lisa saat itu juga. Gadis itu berusaha mengatur nafasnya agar nampak tenang. "Aku tidak menangis, Jungkook." gagal. Suaranya sangat kentara, --khas orang yang habis menangis.

Jungkook membalikan tubuh Lisa. Mengubah posisi mereka menjadi berhadapan. "Kau pikir, bantal ini basah kenapa? Air liurmu? " jika saja situasinya berbeda mungkin Lisa akan memukul Jungkook lalu lelaki itu akan tertawa. Tapi ini berbeda. Lisa mungkin melakukan hal yang sudah menjadi refleksnya setiap Jungkook meledeknya. Gadis itu memukul dada bidang Jungkook. Bedanya, Jungkook tak tertawa kali ini.

"Kenapa kau meledek ku 'sih?"

"Aku tidak meledekmu. Aku memintamu untuk berhenti menangis. Aku tidak suka,"

"Ya, karena jika kau suka melihatku menangis berarti kau itu jahat." balas Lisa.

Atmosphere ruangan itu hampir membaik kalau saja Jungkook tak mengungkitnya.

"Jangan menangis lagi."

Dengan hembusan nafas panjang, Lisa pasrah. Ia mengangguk menuruti kemauan adik tak sedarahnya itu.

"Dan, jangan lagi membohongiku untuk hal apapun. Sejak kapan kau menjadi pembohong? Kau tidak boleh seperti itu lagi. Mengerti?"

Lagi, Lisa hanya bisa mengangguk. "Ne,"

Jungkook lantas mengecup puncak kepala gadis itu. Lalu keningnya, hidung, hingga bibir penuh milik Lisa dengan cukup lama. Tak ada lumatan, hanya menekannya dalam sebagai penghantar rasa cinta yang masih saja menyiksa lelaki itu.

"Tidurlah, kau bisa sakit." suruh lelaki itu, lalu membawa Lisa kembali ke dekapannya. Mengusap surai gadis itu dengan lembut dan mengantarnya ke alam mimpi.

Lisa balas memeluk Jungkook, membuat lelaki itu tersenyum tanpa gadis itu tahu. Senyum bahagia namun tak lepas dari luka.

Lisa bukan miliknya.

Menyakitkan.

Bisakah dia egois kali ini? Dia ingin Lisa. Bukan hanya raga tapi juga hatinya. Jungkook kira setelah waktu yang dihabiskan bersama, bisa membuat gadis itu melupakan cinta pertamanya. Tapi, tidak. Lalice-nya masih sangat mencintai hyungnya.

"Ini tidak adil."

Jungkook pikir apa salahnya sampai-sampai ia harus merasakan semua rasa sakit ini?

Rasa sakit tak dianggap, tak diberi kasih sayang, bahkan rasa tak bisa memiliki pun hinggap. Ia ingin untuk kali ini saja ia mendapatkan apa yang menjadi haknya. Ia berhak meminta bukan? Dan sekarang dia hanya ingin Lisa.

Tapi..

"Waktumu sudah habis Jungkook. Sudah selesai,"

Sial. Sial. Sial.

Ucapan Yoongi kembali terngiang dikepalanya. Lelaki yang ditemui Jungkook siang hari tadi mengatakan hal-hal yang membuatnya semakin ingin mengikat Lalice. Lelaki yang entah bagaimana bisa berada di lokasi yang sama dengan dirinya dan Lalice pada saat di pantai.

Dia melihat semuanya. Termasuk saat Jungkook mencium orang yang dicintai dan dinantinya selama ini.

Jungkook memejamkan mata, mencoba melupakan semua ucapan Yoongi yang semakin membuka lebar luka dihatinya.

Lalice Jeon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang