♥️ dua puluh tiga

2.4K 231 0
                                    

🌇At 17.25 WIB
HAPPY READING! ☺

psstt, part ini panjang 🤕
.
.

♠️♠️♠️♠️♠️♠️

"Jungkook membawamu?"

Eunbi mengangguk dengan mantap.
"Jungkook membawaku ke kamar---mmpphhh"

Kalimat itu tak selesai karena bibir Eunbi ditutup paksa oleh tangan besar Jungkook.
"Diam. "

Eunbi merengut dibalik bekapan tangan itu.

Tangannya menyikut Jungkook agar melepas bungkaman bibirnya karena sungguh ia merasa susah bernafas sekarang.

Namun tidak. Jungkook tetap membungkamnya hingga mereka berlalu dari hadapan Lisa setelah Jungkook melempar bualan semacam, "Kau mau es krim tidak? Di kedai es krim pojok kompleks ada varian baru. Kau mau? Setelah itu kita pergi ke tempat trampolin, mau?"

Yang sayangnya Eunbi percayai itu. Gadis itu mengangguk polos lalu dengan tenaga besar karena kebahagiaan--Jungkook akan men-traktirnya--bekapan itu lepas dan dia berseru, "Aku mau! Tapi janji ya?"

Jungkook hanya mengangguk di sela langkah mereka.

Ya, mereka berbincang sambil lalu. Membuat ekor mata Lisa mengikuti langkah keduanya dan mendengar percakapan yang entah kenapa menguras oksigen yang ada.

Sejak kapan Jungkook seperti itu?

Rupanya tak hanya netra Lisa yang membuntuti langkah Jungkook dan Eunbi. Tetapi Jennie yang baru datang pun ikut memandangi mereka dengan bingung.

"Lisa-ya? Siapa dia? " tanya Jennie begitu sampai di dalam rumah, disisi Lisa.

Lisa hanya menggeleng dengan pandangan kosong. "Jennie-ya, aku akan mandi dulu ya? Kau tunggu sebentar tak apa 'kan?"

Tak ada yang bisa Jennie lakukan selain mengangguk, mengiyakan perkataan Lisa.

Gadis itu berlalu meninggalkannya dengan tatapan kosong dan langkah seperti raga yang kehilangan sukma-nya.

"Ada apa dengannya?"

****

Jennie dan Lisa sekarang berada di salah satu pusat perbelanjaan. Jennie bilang ada keluaran baru dari brand CHANEL favoritnya. Mau tak mau, Lisa harus menemani sahabatnya itu.

"Mianhe, Lisa. Benda ini hanya tinggal satu dan aku tak bisa membelinya untukmu juga." sesal Jennie seraya memegang hasil belanjaannya yang tak lain adalah tas dari brand kesukaan dia.

"Tidak apa, Jennie. Aku bisa membeli lain waktu, "

"Tapi ini tidak di produksi lagi, " Nada bicara Jennie masih menunjukkan penyesalan.

Lisa tertawa kecil. "Ani, Jennie kenapa kau murung begitu? Tidak usah khawatir. Kalau itu tidak diproduksi lagi, maka aku akan membeli keluaran paling baru nantinya!"

"Aih, aku juga mau kalau itu."

"Haha, iya iya. Kita beli bersama nanti. Kalau ada keluaran terbaru lagi. Okay?"

Jennie mengangguk senang. "Aaah, gomawo Lisa! Kau memang terbaik!" ia memeluk Lisa erat.

"Yak! Berhentilah mendrama. Ayo makan, aku sangat lapar."

Lalice Jeon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang