Enjoy
🌼 18.19 WIB
Happy reading 😊****
Seseorang berjalan gontai kearah dapur. Nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya itu membuat tubuhnya beberapa kali menyenggol barang.
Jeon Jungkook, lelaki itu baru bangun dari tidurnya dan kini berteriak dari dapur memanggil gadisnya yang sebenarnya sedari tadi berjalan dibelakangnya, dengan keadaan yang sama. Baru bangun tidur.
"Lalice! "
"Apa? " sahutan itu terdengar lebih cepat.
Jungkook menoleh. Mendapati gadis itu hendak menuang air minum. Kedua mata sang gadis masih memejam sempurna. Hanya mengerjap beberapa kali. Terlihat sekali bahwa rasa kantuk masih menguasainya.
Gelas itu terangkat dan kemudian ujungnya bersinggungan dengan bibir tebalnya. Air itu berjalan mengalir di tenggorokan dan gadis itu mengelap bercak air disekitar bibirnya. Semua itu tak lepas dari pandangan Jeon Jungkook.
Jakunnya ikut bergerak seolah tengah menelan sesuatu.
"Noona, " suara itu terlontar seiring dengan sebuah lengan yang melingkar di pinggang gadis itu. Dapat di rasakan hembusan nafas lelaki itu diceruk lehernya.
Ah, Lalice tau apa maunya. Apalagi ia sudah memanggilnya begitu--Noona.
Seolah sudah menjadi wajar, Lisa berbalik badan. Menangkup kedua pipi lelaki itu lalu mendaratkan ciuman disana. Hanya sekali lumatan tipis. Namun itu cukup untuk Jeon Jungkook.
"You know me so well, babe. " senyum miringnya terlihat begitu jelas.
Sedangkan Lisa hanya menghela nafas lelah. Dia masih mengantuk. Tapi karena rasa haus menyerbu, membuat ia harus turun dan mengakhiri petualangan mimpinya.
Jungkook memahami itu.
"Kau mau tidur lagi? " Lalice mengangguk. Membenarkan.
"Kau tidak bekerja, kan? " kini Lalice menggeleng.
"Bagus. Kalau begitu ayo tidur bersama. " Lalice melebarkan matanya.
Bukan, bukan karena terkejut dengan kalimat itu. Itu adalah hal yang biasa lelaki itu katakan. Hanya saja.. "Kau tidak kuliah? "
Jungkook menggeleng. "Ayo, tidur? " ulangnya.
Lalice mengangguk berkali-kali dengan mata terpejam. Seperti anak kecil yang meminta digendong, Lalice merentangkan kedua tangannya.
Adiknya itu paham, terkekeh kemudian. Sebelum akhirnya mengangkat tubuh ramping Lalisa. Bukan ala brydal, tapi layaknya menggendong bayi didepan.
Lalisa menidurkan kepalanya dibahu Jungkook saat lelaki itu tengah mencari posisi nyaman.
"Tidur di kamarmu saja. Kamarku dingin, " ucap gadis itu yang lebih menyerupai gumaman.
"Of course, "
Jungkook menurunkan Lisa diatas ranjang. Gadis itu langsung mencari posisi nyaman untuk tidur. Meringkuk disisi kiri.
Sedangkan Jungkook, laki-laki itu berjalan kearah lemari untuk mengambil selimut. Mengingat tadi kakaknya itu bilang di kamarnya dingin.
Selimut itu menutupi tubuh keduanya. Jungkook merubah posisi Lisa. Meluruskan kaki gadis itu, tanpa merubah arahnya.
Tubuh mereka saling merapat. Tentu, kehangatan sesungguhnya adalah yang diciptakan oleh kedekatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalice Jeon [END]
Fanfiction"Tak perlu ingatkan aku akan sikapnya. Tak perlu beritahu aku bahwa ini salah. Bahwa ini tak wajar. Aku tau namun aku tak mau memahaminya. Cukup, aku hanya perlu menjalaninya. Menjalani seolah semua itu normal? Ya, aku hanya ingin hidup normal. " ~L...