Thanks nih, udh nambah 1k lebih :)
Mian, telat 🤒
Happy Baca!
.
.
.“BAGAIMANA dengan yang ini?” satu set pakaian dengan warna hijau tosca terangkat di udara.
Seseorang memandangi pakaian itu sembari mengelus dagu, berpikir. “Ani, ani. Aku tidak suka warnanya.”
Lalu set pakaian itu turun, giliran baju atasan dengan warna berbeda. “Kalau ini? Warna merah akan membuatmu lebih terlihat menggoda.” ucap seorang yang tengah memegangi hanger pakaian itu disertai kerlingan di akhir kalimat. Yang sukses membuat orang di hadapannya meringis geli. “Yak! Kenapa aku harus terlihat menggoda, euh?”
Ia menurunkan lagi pakaian pilihannya. Lalu beralih pada yang lain. Terangkatlah dua pilihan baju yang lain.
“Bagaimana kalau diantara kedua baju ini, hum?”
Dan yang ditanya hanya kembali memberikan gelengan. Ia mendengus kesal. Merasa jengah dengan sifat orang dihadapannya itu yang meminta bantuan untuk memilih baju kencan, namun tak satupun saran diterima.
Menyebalkan!
“Kalau begitu, yang ini saja.” ia mengangkat asal salah satu baju. Dan kini dengusan kesal berasal dari si peminta tolong.
“Aku sudah sering memakainya,”
“YAK! Apa gunanya semua baju itu jika kau sama sekali tak berminat memakainya? Jual saja! Kesal aku lama-lama.” dan kesabarannya menipis.
“Kau bahkan lebih merepotkan dari seorang gadis. Dasar! Oppa menyebalkan. Tak perlu minta bantuanku lagi. Biarlah kau pilih baju mu sendiri! Aku jadi membuang waktu disini dan memilih terlambat menemui Taehyun.”
“Li-”
“Annyeong!”dan Lily pergi, meninggalkan Yeonjun yang masih dilanda kebingungan untuk memilih baju kencannya dengan Chaeng. Ya, ini kencan pertama jadi ia harus tampil keren bukan? Tapi, salahnya sendiri. Kenapa menolak setiap saran Lily. Padahal jelas-jelas pilihannya adalah yang terbaik. Hanya saja, ia terlalu gugup hingga tak bisa merespon kata selain 'tidak'.
Heuh, dasar orang kasmaran!
“YAKK! LILY BANTU AKU, KU MOHONN!”
⭐️⭐️⭐️
Sepiring kentang goreng dengan saus tomat mendampingi, pasangan itu tengah menikmati film yang terputar dilayar televisi mereka. Mengisi weekend dengan kebersamaan yang belakangan ini sulit mereka dapatkan.
Yah, kesibukan.
Jeon Jungkook baru bisa bernafas lega setelah dua minggu penuh menghabiskan waktu di kantor. Banyak persoalan yang menguras tenaga, pikiran, dan emosinya. Dan kini ia bersyukur karena akhirnya bisa kembali menghabiskan moment dengan istri tercinta. —Uuuuuw, —
“Suapi aku,” pinta Jungkook dengan masih menatap layar televisi. Dan beberapa detik kemudian, sepotong kentang goreng tersodor di depan bibirnya.
Nyam!
“Kemana Yeonjun dan Lily?” tanya Lisa setelah memosisikan kepalanya untuk bersandar pada Jungkook.
“Di kamar Yeonjun sepertinya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalice Jeon [END]
Fanfiction"Tak perlu ingatkan aku akan sikapnya. Tak perlu beritahu aku bahwa ini salah. Bahwa ini tak wajar. Aku tau namun aku tak mau memahaminya. Cukup, aku hanya perlu menjalaninya. Menjalani seolah semua itu normal? Ya, aku hanya ingin hidup normal. " ~L...