Warning :ini part yang panjang! 😵
Semoga ga bosen deh, hm ~
.
.
Enjoy!
🌃At 21.12 WIB
HAPPY READING! ♥️
.
.
♠️♠️♠️♠️♠️Pagi ini Lalice tengah menata meja makan. Ia meletakkan menu sarapan diatas meja.
Roti bakar selai dan segelas susu untuk masing-masing.
Yah, setidaknya itu yang bisa gadis itu persiapkan dengan kemampuannya.
Kantung mata terlihat begitu jelas pagi ini. Dan raut wajahnya itu, ya ampun! Tidak sedikitpun menunjukkan semangat pagi.
"Jungkook-ah! Turun, sarapan. " teriak Lisa dari dapur.
"Sebentar, aku akan menyelesaikan ini sedikit lagi!" Jungkook menjawab dengan berteriak juga.
Lalice duduk dan menyantap roti bakarnya terlebih dahulu, tidak menunggu Jungkook.
"Hey, meja kerjaku tak usah di bereskan! Biar aku saja nanti! " maklumilah jika pagi ini mereka bicara dengan berteriak. Karena memang keduanya berada dilantai yang berbeda. Pembagian tugas kali ini, Lalice beres-beres lantai satu sedangkan Jungkook, lantai dua.
"Ne! "
Tak lama kemudian setelah balasan itu, Jungkook muncul dari arah tangga. Dirinya bergabung bersama Lalisa untuk sarapan, setelah mencuci tangan.
"Lisa-ya, " panggil Jungkook setelah menelan satu gigitan.
Yang dipanggil hanya berdehem tanpa ada niatan menoleh. "Heum, "
"Kau tidak usah berangkat hari ini. "
"Mwo?! " barulah, gadis itu mendongak.
Lisa terheran dengan perintah Jungkook barusan. "Kenapa? "
"Kau kurang istirahat, tubuhmu juga pasti lelah. Sebaiknya gunakan hari ini untuk mengisi energimu lagi. Lingkaran hitam itu benar-benar nampak jelas. Ada baiknya istirahat dulu. "
"Ah, itu tidak perlu. Lagipula ini bukan masalah. " jawab Lalice dengan santai.
"Jelas masalah, Lisa. "
"Apa masalahnya, heh? "
"Bercerminlah! Lihat wajahmu. Aku yakin boss mu pun akan takut melihatnya. "
Lisa melebarkan kedua matanya. "Seburuk itukah?! "
"Ne! " ah, Jungkook benar-benar.
Jawabannya begitu menyakitkan.
Lalisa buru-buru menelan gigitan terakhir. Menenggak segelas susu dengan segera lalu bangkit dan berlari ke kamarnya.
"Aaaaa! " pekikan itu membuat Jungkook tersedak.
"Uhuk uhuk! " walau sudah minum tapi tenggorokannya masih saja terasa mengganjal.
"Ah, menyebalkan sekali dia. Kenapa harus mengejutkanku dengan berteriak begitu? Uhuk! "
Dia lantas bangkit dari kursi lalu menghampiri Lalice. Bersyukur karena tenggorokannya sudah membaik sekarang.
Jungkook berhenti diambang pintu kamar gadis itu, bersandar pada bingkai pintu dan bersidekap sembari menatap Lalice yang sedang mengerang frustasi didepan cermin riasnya.
"Sudah ku bilang, kan? Me-na-kut-kan. " ejek Jungkook dengan mengeja kalimat terakhir dengan penekanan.
"Aih, Jungkook. Ku kira tidak sampai separah ini. " rengeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalice Jeon [END]
Fanfiction"Tak perlu ingatkan aku akan sikapnya. Tak perlu beritahu aku bahwa ini salah. Bahwa ini tak wajar. Aku tau namun aku tak mau memahaminya. Cukup, aku hanya perlu menjalaninya. Menjalani seolah semua itu normal? Ya, aku hanya ingin hidup normal. " ~L...