Rolando Aldean Carega Kusuma

1K 79 5
                                    

Rolando berjalan menuju ke dapur karena merasa haus, dia baru saja menjalankan ibadah shalat subuh. Dimana kini masih terlihat baju putih, sarung dan peci yang masih dipakainya.

Saat sudah selesai mengambil air minum dan menaruhnya di gelas miliknya langsung dia teguk. Beberapa tegukan ia minum untuk melegakan kerongkongannya. Masih belum puas dia kembali menuangkan air lagi hingga dirasa sudah cukup.

"Loh kak" panggil seorang wanita paruh baya yang menghampirinya. Dia adalah amamnya.

"Iya mam"

"Habis minum?" tanya Callia kepada sang putra karena terlihat ada air minum di meja.

"Iya mam, amam mau ngapain?" tanyanya mengamati wajah khas bangun tidur di wajah amamnya dan juga rambut yang acak-acak an.

"Mau minum juga"

Rolando langsung duduk di pantry dengan terus mengamati wajah sang amam yang tengah menuangkan air kedalam gelas, kemudian duduk disamping. Dalam jarak seperti ini dia dapat melihat wajah sembab amamnya dan ada sisa air mata diujung matanya. Rolando yang mengetahui hal itu langsung mengulurkan tangannya dan mengusap sisa air mata itu.

"Amam habis nangis?" tanyanya.

Callia mengalihkan pandangannya dari sang putra, hal itu justru membuat Rolando mengetahui bahwa ada sesuatu dengan amamnya. "Kenapa mam?"

Callia menatap sendu sang putra, setetes air mata kembali keluar dari matanya. Sebuah usapan diberikannya diwajah tampan sang putra. "Amam mikirin kamu nanti disana sendirian...amam gak te..."

Rolando langsung memeluk amamnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Dia sungguh paham bagaimana perasaan seorang ibu ketika akan ditinggal anaknya pergi jauh.

Hari ini Rolando akan pergi ke Fresono Citu, California, Amerika Serikat untuk menimba ilmu disana dalam dunia penerbangan karena satu minggu yang akan datang dia sudah harus berada disana untuk mulai masuk ke akademi sehingga dia harus segera berangkat agar bisa menyiapkan segalanya jadilah hari ini dia akan berangkat dengan diantar oleh apapnya saja.

Lisensi penerbangan yang akan ditempatinya ini sebenarnya kantornya ada di kawasan Jakarta Selatan tetapi untuk proses belajarnya akan dilakukan selama satu tahun lamanya disana dan beberapa bulan terakhir akan dilanjutkan di Jakarta, oleh sebab itu dirinya harus berangkat ke Amerika terlebih dahulu.

"Amam ikut berangkat yah" ucap Callia didalam pelukan sang putra.

"Mam" Rolando melepaskan pelukannya kemudian menatap sang amam. "Amam dirumah aja, Rolan biar diantar apap saja. Doakan Roland disana mam bisa cepat beradaptasi dan menyelesaikan pendidikan dengan tepat"

"Pasti nak, amam dan apap pasti akan akan mendoakan semua anak amam"

"Rolan, ingin menjadi pilot hebat seperti apap nanti mam"

"Pasti, anak amam yang ganteng ini pasti akan menjadi Pilot yang sangat hebat nantinya. Amam bangga sama kamu nak" Callia kembali memeluk tubuh sang putra.

Hari ini dia akan kehilangan salah satu putranya yang akan berangkat untuk mengenyah pendidikan diluar negeri, lebih tepatnya pendidikan di dunia penerbangan. Ini memang yang dimau sang putra mengikuti jejak apapnya yang menjadi Pilot, jadi dirinya sebagai ibu hanya bisa mendukung dan mendoakannya.

"Udah amam jangan nangis, jangan terlalu mikirin Rolan mam. Rolan insyaallah tidak ada apa-apa disana"

"Iya sayang amam percaya itu. Baik-baik disana, pergaulan disana sangat bebas tapi amam percaya kamu bisa jaga diri" Rolando segera memeluk amamnya.

Rolando & OrlandoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang