Epilog

2.3K 87 36
                                    

Author Pov

"Dasar yah itu anak ngeselin banget" omel seseorang setelah mengunci pintu. Dia adalah Orlando yang habis dibuat kesal oleh kakak iparnya yang sejak mengganggunya sejak tadi.

"Senja itu hanya bercanda, jangan kamu masukin hati yah. Kan biasanya kamu juga gitu sama dia, jadi maklumi saja" Zalina mencoba menenangkan suaminya agar tidak marah-marah kepada kakak iparnya.

"Iya udah kita lanjut yah yang tadi" ucapnya dan duduk kembali ditempatnya tadi.

"Lanjut apa?"

"Lanjut tadi lah yah sayang" sebuah anggukan didapatkannya dari istrinya membuatnya kembali memajukan tubuhnya.

"Hijabnya boleh dibuka?" tanyanya untuk melihat bagaimana wajah istrinya jika tanpa hijab karena dia sangat penasaran dan sekarang kan mereka sudah sah jadi dia berhak melihatnya sekarang.

"Bo...boleh ta...tapi aku malu"

"Ngapain malu, kan aku sudah sah suamimu"

"I...iya kamu lepasin apa aku yang lepasin?"

"Kamu lepasin aja" mendengar hal itu Orlando sudah memagang ujung jilbabnya dan mulai membukanya.

"Subhanallah dibalik jilbab yang istriku kenakan ternyata menyimpan kecantikan yang luar biasa. Makasih sayang kamu telah menjaganya"

"Sama-sama bukankah seorang wanita muslim diharuskan menutup semua kecantikan dalam dirinya dan hanya untuk dirinya sendiri dan juga suaminya yang boleh melihatnya. Sekarang kamu berhak melihat semua yang selama ini aku tutupi mas"

"Makasih yah sayang, aku masih gak nyangka aja ternyata jodohku sangat sholeha seperti kamu makasih sekali lagi sayang" ucapnya dengan mata terharu. Ternyata beginilah rasanya memiliki istri yang sholeha sebagai jodohnya. Padahal dia bukanlah laki-laki yang sholeh untuk Zalina, tetapi Allah telah baik kepadanya dengan memberikan istri yang sholehah seperti ini.

"Ya Allah, mulai sekarang aku akan belajar menjadi suami yang sholeh agar aku bisa membimbing istriku ini yang sudah sholehah" batin Orlando.

"Udah gak usah bilang makasih, ini sudah kewajibanku menjaganya. Dan setelah nikahpun aku akan tetap menjaganya untukmu suamiku mas"

"Ya Allah duh udah gak sabar aku mai cium kamu aja, sini" Orlando sudah memajukan bibirnya dan hendak mencium istrinya namun lagi-lagi gagal karena ada suara ketukan.

"Zali-Zali ini handphonemu ternyata ketinggalan di tasku. Kamu mau ambil gak? Zali-Zali" teriakan seseorang diluar sana membuat Orlando dibuat emosi kembali.

"Astagfirullah tuh lihat sayang, kakak kamu nyebelin banget kan. Kita udah mau sosor-sosor an malah dia ganggu kan nyebelin itu istri kakak gue" ucapnya dengam mengepalkan tangannya erat-erat.

"Sabar, udah biar aku yang bukain yah mas" tawar Zalina karena dia tau suaminya ini sudah lelah.

"Udah gak usah kita lanjut aja yah, nanggung aku udah gak betah" tahanmya kepada dang istri.

"Tapi Senja mas..."

"Udah biarin aja dia, kita lanjutin aja" kini Orlando mendorong pelan tubuh istrinya hingga terlentang kemudian dia menindih tubuh istrinya.

"Kamu jangan takut yah aku akan pelan-pelan kok" ucapnya lirih kepada sang istri.

"Iya mas" kemudian dengan pelan Orlando mulai mencium istrinya, terlihat memang istrinya masih sedikit kaku dan tidak berpengalaman. Dia bisa menyadarinya bahwa selama ini memang istrinya benar-benar menjaganya dan lagi-lagi dirinya dibuat terkagum-kagum lagi dengan istrinya ini.

Rolando & OrlandoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang