Orlando Alden Carega Kusuma

854 70 6
                                    

Orlando berjalan dengan langkah pasti melewati lorong-lorong dikampusnya. Beberapa kali dia membalas sapaan dari orang-orang yang tengah lewat didekatnya, bahkan semua orang yang lewat menyapanya membuatnya dengan senang hati memberikan senyuman termanisnya.

Maklum dia adalah orang yang terkenal paling tampan dikampus ini, jadi siapa yang tidak mengenalnya jadilah seperti ini dia sampai pegal membalas semua sapaan dari teman seangkatan ataupun adik-adik kelas.

Kedatangan Orlando hari ini ke kampus untuk mengurus semua hal tentang skripsinya agar dia bisa segera wisuda secepat mungkin. Setelah beberapa waktu yang lalu dia dinyatakan lulus, dirinya tak mau terlalu lama membiarkan hal itu membuatnya hari ini pagi-pagi sekali sudah ada dikampus untuk mengurus semuanya.

"Hai Orl, selamat yah" sapa teman satu angkatannya yang sudah duduk di depan ruangan dosen.

"Yoi bro makasih, loh kapan lulusnya"

"Ini gue juga mau berjuang bro doain supaya gue segera lulus kayak elo"

"Ahsiap gue doain"

"Yaudah kalau gitu gue masuk dulu nemuin dosen"

"Eh sekalian bro tadi elo udah lihat pak Andik sudah masuk belum yah"

"Oh pak Andik, barusan datang. Elo masuk aja kayaknya tadi ada mahasiswa juga yang mau minta tanda tangan beliau"

"Oh okey deh" jawabnya kemudian dia melepaskan tas punggungnya dan diletakkannya dipahanya. Kemudian dia mengeluarkan satu kantong kresek yang berisi tentang beberapa bandel yang cukup tebal itu.

Setelah berhasil mengeluarkan 4 bandel tebal itu, ditatanya secara menumpuk rapih tapi tiba-tiba dia dikejutkan dengan celetukan seseorang.

"Tebel amat Orl itu skripsi apa kitab" seseorang telah menepuk punggungnya membuatnya langsung terjingkat.

"Iya ini kitab berisi tentang cara ena-ena yang hot dan nik..." belum selesai dia mengucapkannya karena mulutnya dibekap.

"Ihh Jojon tangan loe bau pete tau" dengan kasar dia melepaskan tangan itu.

"Tau aja gue tadi habis makan pete plus jengkol"

"Ihh jorok, udah mulut loe slow aja kalau ngomong bau tau" kini Orlando kembali menata bandel yang tadi ditatanya.

"Hehehe habisnya loe kalau gak dibekep gitu suka ngawur tuh cingur loe"

"Cingar-cingur dipikir rujak kali"

"Iyee mangap-mangap lagi kalau ngomong gituan jangan disini dong Orl-Orl"

"Lah lagian elo udah tau ini skripsi pakek ngira kitab segala"

"Iya itu skripsi elo tebel amat, emangnya diisi apaan Orl"

"Udah Jon, mending lo mingkem trus mikirin aja sidang elo besok daripada gangguin gue. Kalau gitu gue mau kedalem dan loe jaga tas kesayangan disini dulu sampai gue balik"

"Ujung-ujungnya gue tetep suruh nungguin tas loe yang butut ini"

"Udah loe diem aja itu tas bersejarah buat gue"

"Heem"

"Ingat loe tungguin disini sampai gue balik yah awas aja kalau kabur gue potong tuh senjata loe yang kecil"

"Iye iye udah sana"

"Tas butut kayak gini masih aja dipakai dasar si Orlando itu yah" ucapnya sambil menjinjing tas butut milik sahabatnya. Bagaimana tidak butut jika tas ini adalah tas lama yang sudah dikenakannya sejak mulai duduk dibangku SMP hingga saat ini. Tas itu digunakan Orlando sampai saat ini karena pemberian dari seseorang yang dianggapnya spesial.

Rolando & OrlandoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang