4 Tahun Kemudian
"Duh pusing gue" Orlando mencoba mengacak-acak rambutnya dengan frustasi setelah membaca beberapa lembar berkas yang baru saja dipelajarinya.
Sementara itu seseorang yang ada disampingnya bukannya membantunya justru menertawakannya saat ini membuatnya muak.
"Bisa stres kalau gue terlalu mikirin ini, lagian siapa sih yang nyiptain skripsi gini buat orang jadi gila aja lama-lama" dan setelahnya dia mengucapkannya justru ada suara tertawa dengan keras.
"Eh Jojon su Jojon ngetawain siapa loe?" tanyanya dengan emosi, bagaimana tidak emosi jika saat dirinya tengah dilanda pusing yang sangat hebat akibat memikirkan skripsi yang membuatnya sangat frustasi ini tetapi justru temannya ini menertawakannya.
"Iya iyalah masak mau ngetawain mbak Kunti di atas pohon"
"Eh gila loe bisa lihat" tanyanya dengan merinding di sekujur tubuhnya.
Mereka kini tengah berada di perpustakaan kampus di waktu sore hari menjelang malam hari, dimana kampus sudah sepi dan hanya ada mereka berdua. Hal itulah yang membuatnya sangat merinding saat ini ketika temannya mengucapkan hal itu.
"Yah enggak lah gue cuma asal ngucap" sebuah pukulan keras dirasak ajaannya di bagian lengannya.
"Aduh sakit Orl"
"Elo bilang gitu kalau mbak kunti nya bangun bisa berabe kita diajak sama dia trus kita khilaf dan mau aja di ajak gangbang. Kan bisa hamil tuh kunti trus kita dipaksa kawin lagi ngeri ihh" ucapnya dengan mencoba membayangkannya.
"Hiih Orl jangan gitu" ucapnya dengan takut-takut karena saat yang bersamaan pula ada angin kencang disekitar mereka.
"Bukannya gitu, lagian elo itu yah temennya pusing malah ngomongnya gak jelas"
"Makanya kalau pusing gak usah dikerjain skripsinya serahin aja ke orang lain"
"Enak aja loe, entar kalau gue gak lulus-lulus gak boleh kawin sama apap lagi, kalau di serahin orang lain apa kata otong gue ngerjain skripsi aja gak bisa gimana nanti bisa buat anak coba"
"Eh emangnya ada yah hubungannya ngerjain skripsi sama otong trus proses pembuatan anak?" tanyanya dengan bingung.
"Loe pikir aja sendiri lebih baik gue pulang, takut khilaf sama mbak kunti. Bye" pamitnya begitu saja sama temannya dan meninggalkannya masih ditempat mereka tadi.
"Eh tunggu Orl" Orlando tetap tidak menghiraukannya, karena dia tetap berjalan menuju ke si kuning.
"Loe kok ninggalin gue sih" ucap seseorang yang sudah ikut masuk kedalam mobilnya.
"Sengaja soalnya gue sudah nyerahin loe sama mbak kunti"
"Iya ih, jangan-jangan Orl aku masih mau nikah sama manusia aja bukan sama mbak kunti"
"Makannya jangan sok manggil-manggil kunti nanti dia dateng nyaho lu"
"Iya-iya, Orl gue nebeng yah"
"Enak aja enggak. Lu naik gojek aja sana"
"Yaelah please Orl, masa lu tega biarin gue naik ojek kalau nanti gue diculik gimana?"
"Siapa yang mau nyulik loe keles, mbak kunti aja gak mau apalagi manusia. Lagian gue masih sebel loh tadi ngetawain gue yang lagi pusing karena penelitian"
"Yaelah bercanda bro, maafin yah. Please bareng lah yah yah"
"Mending loh turun deh bawel amat, biar nanti dibawa mbak kunti iklas gue daripada melihara orang kayak gini" Orlando benar-benar menghentikan mobilnya dan membuka pintu sebelahnya dengan otomatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rolando & Orlando
RomantikSebuah cerita tentang perjalanan anak kembar yang mencari cinta sejati yang sesungguhnya. Sebelum membaca cerita ini harap sudah membaca cerita The Life of a Pilot (TLOP) dan Rengga and Callia terlebih dahulu yah. Berikut empat peran yang akan ser...