Zalina Zarenya Azzahra

870 65 8
                                    

"Ihh anak umi kok senyum-senyum gini ada apa ini?" tanya Umi kepada Zalina yang tengah senyam-senyum sendiri di ranjang miliknya, dia tadi tengah tersenyum sendiri seperti itu sampai tidak menyadari kedatangan umi nya.

"Eh umi" dirinya langsung terbangun dan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kenapa ini anak umi senyum-senyum gitu ihh"

"Gapapa kok mi. Ada apa mi?" tanyanya balik karena dia tidak ingin umi nya ini tau tentang dirinya yang tersenyum sendiri.

"Ahh tidak papa tapi sepertinya umi kepingin Martabak yang tempat biasanya Zal"

"Martabak, ah okey mi, bentar coba aku telpon Senja dulu. Biasanya dia masih ngorder jam segini"

"Ah iya Senja, dia kok gak pernah kesini sih. Umi kangen" Umi Zahra jadi teringat nama teman dari putrinya yang bernama Senja karena sudah lama anak itu belum main kesini.

"Iya kasian mi, dia kerja di perusahaan besar sebagai OG trus malemnya tetep ngojek gini" jelasnya sambil mengirimkan pesan ke teman satu jurusannya dulu itu.

Senja adalah teman yang dikenalnya saat mereka menjadi mahasiswa baru, dia jadi teringat bagaimana awal perkenalan mereka saat itu dia dibantu oleh Senja saat dirinya melupakan tugasnya yang disuruh oleh kakak kelas dan dengan kebaikan Senja dirinya ditemani untuk di hukum jadilah sampai sekarang mereka berteman baik karena memang Senja adalah teman yang sangat baik untuknya dan terbukti mereka masih berteman baik sampai sekarang.

Dirinya dan Senja dulu memang sering bermain bahkan pernah tidur dirumahnya beberapa kali ketika ada tugas yang banyak. Tetapi akhir-akhir ini mereka memang jarang bertemu karena temannya itu tidak melanjutkan pendidikannya karena harus bekerja sedangkan dirinya beruntung bisa melanjutkannya.

"Iya kasian sayang Senja itu, coba nanti umi bilang sama papi kasian dia kan anak yatim piatu biar kita bantu biaya kuliahnya. Kalau bukan kita siapa yang akan bantu dia iya kan"

Zalina langsung meletakkan ponselnya dan menatap umi nya dengan tak percaya. "Serius mi?" tanyanya dengan tak percaya dengan ucapan umi nya.

"Iya sayang nanti coba umi berbicara, gimana Senja sudah balas"

"Sudah mi, ini dia sudah membalasnya dan sedang otw ke tempat martabaknya"

"Okey baiklah kalau gitu umi ke bawah dulu yah"

"Iya mi"

"Zal" panggil papinya kepada dirinya kemudian Zalina yang mendengarnya langsung turun dan menghampiri papinya.

"Iya pi"

"Itu ada temen kamu, siapa dia?"

"Temen kuliah dulu pi, papi gak pernah ketemu sama dia tapi umi yang sering tau" karena papi nya selalu sibuk dengan pekerjaannya membuatnya tidak mengetahui siapa teman-temannya seperti temannya ini.

"Oh iya sudah tuh didepan"

"Iya pi, Zal kedepan dulu"

"Zal" saat Zalina hendak melangkah menuju ke teras tetapi panggilan dari papinya membuatnya menghentikan langkahnya.

"Iya pi"

"Nama temen kamu itu siapa Zal?"

"Senja pi"

"Senja" ...mencoba mengulanginya.

"Iya pi" ada raut perbedaan diwajah papinya membuatnya kembali bertanya. "Ada apa pi?'

"Ti...tidak sudah kamu pergilah temui temenmu"

"Iya pi, Zal kedepan dulu" ...melihat langkah kaki sang putri semakin menjauh hingga dibalik pintu. Dirinya terus memikirkan nama teman dari anaknya.

Rolando & OrlandoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang