Orlando baru saja melepaskan dasi yang tergantung di kemejanya dengan paksa, kemudian dia melepaskan sepatunya ke sembarang arah.
"Adudu kebelet lagi" ucapnya dan langsung belari begitu saja menuju ke kamar mandi, bahkan dia belum melepaskan kaos kakinya. Karena sudah diujung tanduk dia langsung berlari kekamar mandi untuk buang air kecil.
"Ahh leganya" ucapnya setelah keluar dari kamar mandi, namun tak lama dia langsung memikik.
"Eh setan, setan" pekiknya karena terkejut ada seseorang yang tertidur di ranjang miliknya dengan masih memakai helm.
"Buju buneng ini manusia apa alien sih" gumamnya sambil berjalan dengan takut ke arah sosok itu, namun saat dia sudah hampir mendekatinya tiba-tiba orang itu langsung membuka kaca helmnya membuatnya kembali terkejut.
"Ya ampun elo mas bro gue pikir alien, lagian itu helm ngapain dibawa masuk disini gak ada perang woy"
Rolando telah melepas helm miliknya, membuat Orlando menatap curuga ke kembarannya ini karena wajah kembarannya terlihat kusut seperti orang yang kurang jatah.
"Ini wajah elo yang gantengnya dibawah gue ngapain kusut gini, jatahnya kurang yah" bukannya merasa sedih Orlando justru menertawakan kakaknya.
"Jatah apa itu Orl?"
"Adu lupa gue ini sih mas bro kan polos beud" gumamnya karena dia baru teringat sesuatu. "Udah lupakan itu, elo mah pak ustad gak kiro ngerti" medok Jawa nya kini terlihat jelas dari ucapannya.
Orlando mengubah posisinya duduk disamping kakaknya dan melepaskan kaos kakinya kemudian dia lempar begitu saja.
"Orl bau tau, itu kaos kaki gak kamu cuci berapa tahun?"
"Bukan lagi mas bro, ini udah dari kecil gak dicuci"
"Serius?"
"Enggak lah, aduh mas bro mas bro, elo itu kalau jadi orang jangan polos gitu lah nanti dibohongin orang lain lagi"
"Memangnya kakak polos?"
"Heh pakek nanya lagi, Ya Allah kenapa bisa yah gue punya kakak kek gini banget yak" ucapnya sebelum dia menghempaskan dirinya diranjang miliknya kemudian dia memejamkan mata.
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan baginya karena dia baru saja pulang mengurusi pembangunan perusahaannya yang sudah hampir selesai itu. Dimana dia tengah membangun sebuah perusahaan kecil-kecilan dibidang Biro Arsitek pribadi.
Perusahaan itu nantinya akan dijalankannya sendiri dari awal hingga dia mencapai titik kesuksesan, oleh sebab itu Orlando lebih memilih untuk membangun perusahaan kecil-kecilan dulu baru nanti ketika sudah maju dan berkembang dia akan membangunnya yang lebih besar lagi.
"Orl jangan tidur" goncangan didapatkan Orlando dari sampingnya membuat dirinya kembali membuka matanya, namun dibuka sedikit.
"Kenapa? Ada masalah?" tanyanya dengan serius karena dia paham bahwa kembarannya ini ada masalah dan ingin curhat kepadanya, itu terlihat dari wajah kembarannya ini.
Bukannya jawaban namun helaan nafas yang terdengar di telinga Orlando membuatnya langsung mengubah posisinya menjadi menyamping untuk memudahkannya melihat wajah kakaknya. "Udah cerita aja mas bro sebelum gue...hoam" Orlando menutup mulutnya yang tengah menguap itu.
"Ternyata benar kata kamu Zalina dan Senja bersahabat"
"Yaelah mas bro apa gue bilang, trus elo baru tau tadi?" tanyanya dengan mata yang sudah terbuka dengan sempurna.
"Iya. Kakak memang gak lihat langsung mereka bersama tapi dari ucapan Senja menandakan bahwa mereka sangat dekat"
"Kalau dari pengamatan gue nih mas bro yang udah pernah ketemu mereka saat berdua itu terlihat jelas bahwa mereka sangat dekat. Tapi kenapa sih tanya kayak gitu segala?" tanyanya dengan penasaran karena tiba-tiba kakaknya bertanya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rolando & Orlando
RomanceSebuah cerita tentang perjalanan anak kembar yang mencari cinta sejati yang sesungguhnya. Sebelum membaca cerita ini harap sudah membaca cerita The Life of a Pilot (TLOP) dan Rengga and Callia terlebih dahulu yah. Berikut empat peran yang akan ser...