Beberapa Bulan Kemudian
"Udah sana mandi, bau tau" Zalina mendorong tubuh sahabatnya kedalam kamar mandi pribadi yang ada di didalam kamarnya.
Zalina melakukan hal itu karena sejak tadi sahabatnya ini susah untuk disuruh mandi padahal ini sudah sangat sore sehingga dia harus memaksa sahabatnya dan menyuruhnya mandi seperti mendorongnya seperti ini.
Setelah memastikan sahabatnya itu sudah mandi dia langsung membereskan kamarnya yang sedikit berantakan oleh beberapa lembaran kertas yang berserahkan milik dirinya dan sahabatnya Senja.
Sejak tadi memang mereka sedang merekap data pasien di buku laporan mereka untuk dosen pembimbing oleh sebab itu kini kertas itu berserahkan dimana-mana.
Zalina tidak membersihkan semuanya karena dia hanya menatanya saja, dia hanya memisahkan antara miliknya dan milik sahabatnya Senja. Dia takut data mereka tercampur jadi satu dan nantinya pasti mereka akan dibuat bingung, oleh sebab itu dia menatanya ulang.
"Sudah selesai" gumamnya setelah berhasil menata semua berkas-berkas yang tadi berserahkan kini sudah mulai tertata rapih dan ternyata saat yang bersamaan pula sahabatnya itu keluar dari kamar mandi.
"Aduh segernya" Zalina melihat kearah sahabatnya yang kini tengah memakai kimono dengan handuk yang ada dikepalanya.
"Tadi aja disuruh mandi malasnya minta ampun, gimana segar kan sekarang"
"Heheh iya Zaliku tadi masih males aja"
"Udah gih shalat sana"
"Siap bu ustadzah" Zalina menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.
Melihat sahabatnya tengah menjalankan ibadah, dia mengambil baju ganti untuk sahabatnya itu. Dimana kaos panjang dan celana kain yang juga panjang. Dan tak lama pula sahabatnya itu sudah selesai shalat dan dia memberikan baju itu.
"Nih bajunya Nja" dia menyerahkan baju yang tadi diambilkan olehnya.
"Eh Zal, aku penasaran itu lemari bajumu apa gak ada kaos pendek dan celana pendek yah?" Zalina yang mendengarnya tersenyum malu-malu lalu menggelengkan kepalanya.
"Kamu sih kalau mau nginep bawa baju sendiri Nja, bajuku mah gini semuanya"
"Memang yah kamu itu subhanallah banget, pasti jodohmu bahagia mendapatkanmu. Kapan aku bisa gini" gumamnya.
"Bisa Nja, kalau hati kamu sudah mantap pasti kamu bisa kayak aku"
"Tapi hatiku masih belum mantep trus untuk ke sana, yah semoga aku segera dapet hidayah yah"
"Iya amin, se iklasnya hati kamu aja Nja" Senja menganggukkan kepalanya kemudian dia langsung kekamar mandi untuk berganti pakaian.
Zalina memang selama berteman dengan siapapun tidak pernah dirinya memaksa teman-temannya untuk mengikuti seperti dirinya, karena setiap orang pasti memiliki pilihan hidupnya sendiri seperti Senja sahabatnya.
Persahabatan mereka yang sudah terjalin hampir 6 tahun ini, dia tidak pernah memaksa Senja untuk mengikutinya memang tapi dia terkadang dia hanya mengingatkan sahabatnya untuk tidak melupakan ibadahnya. Itu saja sudah cukup bagi Zalina, yang terpenting dia sudah mengingatkan kebaikan bagi teman ataupun sahabatnya.
"Zal, e ngelamanun dia" ucapan itu ternyata dari Senja yang sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang tadi diberikan Zalina. Kini keduanya kembali melanjutkan pekerjaannya yaitu mengerjakan berbagai macam laporan hingga kumandang adzan magrib berkumandang membuat mereka menghentikan pekerjaan itu dengan beribadah sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rolando & Orlando
عاطفيةSebuah cerita tentang perjalanan anak kembar yang mencari cinta sejati yang sesungguhnya. Sebelum membaca cerita ini harap sudah membaca cerita The Life of a Pilot (TLOP) dan Rengga and Callia terlebih dahulu yah. Berikut empat peran yang akan ser...