Keluarga rombongan yang dibawa oleh Orlando kini sudah tiba. Dimana keluarga Orlando sudah lengkap berkumpul bersama untuk menghadiri acara Orlando dan juga Zalina. Dimana tepat hari ini adalah hari pertunangan antara Orlando dan juga Zalina.
"Assalamu'alaikum" salam keluarga Orlando secara bersamaan.
"Wa'alaikumsalam" jawab Om Vito yang baru keluar dari dalam rumah menyambut keluarga Orlando yang baru saja datang ini.
Semuanya kemudian bersalam-salaman dan setelahnya dipersilahkan untuk masuk kedalam oleh tuan rumah.
Acara pertunangan ini digelar sangat sederhana, dimana hanya dihadiri oleh keluarga kedua mempelai saja karena acara ini bisa dibilang sangat cepat sehingga semua acara dijalankan dengan se sederhana mungkin yang terpenting adalah hadirnya kedua belah pihak di acara ini.
Acara pertunangan itu langsung dimulai, dimana pembukaannya dimulai dari doa-doa lalu dilanjutkan ada sambutan dari papi nya Zalina hingga tiba di acara inti yaitu pemakaian cincin dikedua belah pihak.
Orlando sejak tadi pandangannya tidak terlepas dari sahabat sekaligus calon istrinya yaitu Zalina. Dimana hari ini Zalina terlihat sangat cantik memakai baju putih tulang dengan hijab yang menutupi hingga ke area dada dan perut. Namun, walaupun seperti itu tidak mengurangi kecantikannya hingga membuat Orlando tak henti-hentinya mengagumi kecantikan bidadari yang ada didepannya ini.
Kini acara telah usai semua orang dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang telah disediakan oleh tuan rumah yaitu keluarga Zalina. Orlando yang mengetahui situasi sedang luang itu membuatnya hendak menghampiri calon istrinya yang masih duduk ditempatnya tadi. Namun saat langkahnya hendak mencapai sana seseorang yang tidak diharapkannya datang.
"Astaga ini yah, kalau bukan istri kakak gue udah gue lempar dia ke laut" gumamnya sambil mengelus dadanya agar dia tetap bisa menahan emosinya yang hendak meledak ini.
"Orl" sapa Zalina ketika menyadari Orlando sudah ada tak jauh dari mereka.
"I...iya Zal" jawabnya sambil tersenyum manis, kemudian dia memandang ke sebelahnya sambil manatapnya tajam.
"Mau kemana?" tanya Zalina membuat Orlando tersadar dan kembali memandang calon istrinya.
"Mau ambil minum haus, kamu mau sekalian diambilin gak?" tanyanya untuk menawarkan diri, karena siapa tau calon istrinya ini juga sedang haus.
"Iya Orl, boleh yah minta tolong ambilin minum terserah kamu"
"Siap calon istriku" Orlando sudah bersiap melangkahkan kakinya pergi dari sana namun langkahnya harus terhenti oleh suara seseorang yang sangat menyebalkan baginya.
"Ahh adik iparku yang gantengnya dibawah suamiku tersayang, boleh minta tolong" suara itu berasal dari Senja. Suara itu memang begitu halus tapi justru itulah yang membuat Orlando menjadi muak yang mendengarnya.
"Sial ini orang manis banget didepan Zalina, coba kalau gak didepan Zalina nadanya gak akan kayak gini" batinnya.
"Iya apa" jawabanya dengan nada jutek karena jujur dia saat ini sangat malas berurusan dengan orang yang satu ini.
"Ihh gak boleh gitu dong jawabnya sama kakak ipar, harus sopan iya kan Zal"
"Iya Nja"
"Iya, kakak iparku yang menyebalkan mau nitip apa?" ucapnya dengan sangat lembut.
"Nah gitu kan enak didengarnya tapi gak perlu ada kata menyebalkannya juga. Yaudah kakak ipar minta tolong ambilin minum sama camilan aja yah adik ipar biar nanti bisa dimakan sama calon istrimu dan juga kakak iparmu okey"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rolando & Orlando
RomansaSebuah cerita tentang perjalanan anak kembar yang mencari cinta sejati yang sesungguhnya. Sebelum membaca cerita ini harap sudah membaca cerita The Life of a Pilot (TLOP) dan Rengga and Callia terlebih dahulu yah. Berikut empat peran yang akan ser...