Putri Senja Jelita

966 77 23
                                    

NB: Akan ada percakapan Jawa, tapi tenang aja teman-teman aku kasih translate nya buat yang gak ngerti 😇

Krek

Suara pintu kayu terdengar jelas ketika dibuka, dan didalamnya keluarlah Senja dengan mata yang belum terbuka secara sempurna. Senja baru saja bangun dari tidur siangnya dan kini dia hendak mengambil minum karena tenggorokannya terasa kering.

Sebelum berjalan menuju ke dapur Senja mengucek-ucek matanya agar pandangannya normal, namun saat bersamaan ada seorang wanita paruh baya yang ada didepannya. "Enek opo toh cah ayu? Kok wes tangi?" (ada apa toh anak cantik? Kok sudah bangun?)

"Astaga mbah uti" pekiknya dengan terkejut karena tiba-tiba neneknya ada didepannya.

"Hoalah iki mbah uti ndok, duduk setan"(Hoalah iki nenek nak(panggilan Jawa buat anak perempuan), bukan setan).

Senja melihat ada mbah uti Surinem atau mbah uti Suri adalah nama panggilan nenek kandungnya.

Sekarang ini Senja sudah berada di kediaman rumah kakek dan neneknya yang ada di Jogja. Dia dan orang yang bernama Rolando tiba di rumah ini tadi siang setelah mereka muter-muter mencari alamat rumah ini.

"Enek opo nduk?" (Ada apa nak?).

Senja yang sedikit paham itu langsung menjawab. "Mau minum mbak uti"

"Yawes ayo sini karo mbah uti" (Yauda ayo sini sama mbah uti) Senja berjalan mengikuti mbak uti kearah belakang rumah.

Gaya rumah kakek neneknya ini adalah bergaya Jawa joglo kuno yang masih asli, dimana rumah ini masih kayu-kayu jati asli dan layaknya rumah adat Jawa sebagai mestinya. Semua dirumah ini masih asli dan asri membuat rumah ini terasa begitu nyaman sekali.

"Sini ndok duduk disek" (Sini nak, duduk dulu). Senja menurut dan duduk disana, kemudian mbah uti nya menuangkan air dari kendi kedalam gelas hingga terisi penuh dan diberikan kepada cucunya Senja.

"Ini ndok di unjuk" (Ini nak di minum).

"Apa mbah uti?" tanyanya yang tidak tau maksudnya.

"Diminum ndok" kemudian setelah paham Senja langsung meminumnya hingga tandas tak tersisa.

Dia merasa ada yang aneh ketika meminum air itu seperti ada aroma uap hasil dari air yang direbus di kayu, mungkin ini memang air rebusan makannya rasanya seperti ini. Senja tidak pernah merasakannya sebelum ini membuatnya merasa sedikit aneh ketika meminumnya tapi untuk menjaga perasaan neneknya dia tetap meminumnya.

Setelah minum, Senja mendengar ada suara tertawa di bagian belakang rumah ini. Dia yang penasaran langsung bertanya kepada neneknya. "Mbah uti, itu suara siapa dibelakang?"

"Iku mbah kung sama pacarmu itu loh ndok, ya Allah pacarmu iku ndok wes bagus, apik, boso karo mbah uti lan mbah kung. Mbah uti setuju kamu sama dia" (Itu mbah kakung sama pacarmu nak, Ya Allah pacarmu itu nak wes ganteng, baik, trus sopan sama mbah uti dan mbah kakung. mbah uti dan mbah kakung setuju nek kamu sama dia).

Senja hanya bisa menganggukan kepalanya walaupun dia kurang paham tapi sedikit hal yang dia paham maksud dari neneknya yaitu memuji-muji Rolando.

Memang tidak bisa dipungkiri Pilot yang bernama Rolando itu memang orang yang baik, sopan bahkan yang membuatnya heran laki-laki itu bisa berbahasa Jawa halus bahkan bisa menanggapi setiap ucapan dari kakek dan neneknya.

"Ayo kita kesana mbak uti" ajaknya menuju kebelakang.

Senja dan neneknya berjalan melewati bagian paling belakang rumah ini yang merupakan kamar mandi, kemudian ada pintu penghubung ke kebun belakang. Pintu itu sudah terbuka lebar dan tak jauh dari sana kakek dan juga orang yang datang kemarin bersamanya tengah asik mengobrol hingga tidak menyadari kehadiran mereka.

Rolando & OrlandoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang