Orlando berjalan terburu-buru menuju ke mobilnya. Dia baru saja turun dari ojol dan kini dirinya sudah berada diparkiran kantor pusat milik keluarga apapnya.
Beberapa sapaan didengar olehnya dari para karyawan yang bekerja disini, tetapi tidak ada satupun yang dihiraukannya karena saat ini dia tengah terburu-buru.
Kini Orlando sudah tancap gas menembus jalanan ibu kota disiang hari ini. "Shit macet segala, apa gak tau gue lagi terburu-buru ini" makinya sendirian melihat ada kemacetan didepannya.
"Tau gitu tadi tetep naik ojol aja" sekarang ini Orlando menyesal karena kenapa dia tidak naik ojek saja tadi kenapa harus mengambil mobilnya dan dia terjebak macet seperti ini.
"Ya Allah semoga berita itu gak bener" doanya terus sepanjang dia menunggu mobilnya berjalan pelan ditengah kejebakan macet ini.
"Ahh iya kak Ro, gue harus hubungin dia. Kenapa tadi gak sekalian manggil dia di kantor yah. Bodoh elo Orl" makinya sendiri dengan kebodohannya karena dia tadi tidak sempat memberitahukan kakak kembarnya mengenai hal ini. Tadi dia begitu panik hingga membuatnya melupakan semuanya.
Karena mobilnya kini masih berhenti dijalan, membuatnya dengan mudah menghubungi kakaknya tanpa menggunakan headset. Kini dering di ponselnya terdengar olehnya, beberapa kali deringan panggilan darinya itu tidak mendapatkan balasan sampai pada dering berikutnya baru mendapatkan balasan disana membuatnya langsung berbicara.
"Ro, loe udah baca berita terbaru hari ini?" tanyanya langsung kepada kembarannya.
"..."
"Astaga setelah ini loe baca dan dateng ke rumah sakit itu, ini gue udah dijalan tapi kejebak macet. Lebih baik elo naik ojek aja dan nanti gue tunggu disana"
"..."
"Iya Elo juga hati-hati" setelahnya panggilan itu dia membuka kaca mobilnya dan saat itu ada pedagang asongan menjualkan berbagai macam minuman.
"Minumnya mas"
"Iya pak satu yang dingin" Orlando memberikan uang seratus ribuan kepada penjual itu.
"Mas, gak ada kembaliannya"
"Udah gapapa pak ambil aja"
"Ya ampun mas nya baik sekali, makasih yah mas"
"Iya sama-sama pak" Orlando yang teringat sesuatu langsung bertanya kepada penjual itu.
"Pak, ini macet ada apa yah?"
"Ada pohon tumbang tadi mas, entahlah mungkin karena gempa tadi. Soalnya dibelakang pohon itu ada tembok yang rubuh juga"
"Oh trus ini macet sampai kapan kira-kira yah pak?"
"Lama kayaknya mas soalnya kan masih diangkat dulu pohonnya, pohonnya itu besar juga" jelas bapak asongan itu kepadanya.
"Duh gimana ini pak, saya terburu-buru soalnya"
"Didepan jalan sudah dialihkan mas, tapi kalau saran saya digang depan masnya ambil sebelah kiri dan disitu lurus aja lalu sampai dipertigaan ambil kesebalah kanan nanti akan ketemu jalan raya lagi"
"Oh gitu yah, makasih banyak yah pak"
"Sama-sama mas" setelah kepergian penjual itu Orlando kembali menutup kaca mobilnya dan tak lama mobilnya bisa berjalan sedikit demi sedikit hingga ada gang yang dimaksud penjual tadi. Tak terlalu lama berfikir dia langsung mengambil jalan itu.
Orlando mengikuti arahan dari penjual tadi dan benar kini dia sudah kembali menemukan jalan besar. Dijalanan ini kendaraan masih sepi mungkin karena tadi ada macet disana membuat semua kendaraan masih terjebak. Tapi Orlando justru bersyukur karena dirinya sedikit di untungkan dengan keadaan ini, dimana dia bisa menjalankan mobilnya dengan cepat agar dia bisa cepat sampai ditempat yang akan ditujunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/190801097-288-k499082.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rolando & Orlando
RomantizmSebuah cerita tentang perjalanan anak kembar yang mencari cinta sejati yang sesungguhnya. Sebelum membaca cerita ini harap sudah membaca cerita The Life of a Pilot (TLOP) dan Rengga and Callia terlebih dahulu yah. Berikut empat peran yang akan ser...