12. Would you?

436 47 0
                                    

"Ra-ya jangan main-main. Ini sudah malam!" Hanbin memekik ketika ia memasuki rumahnya namun kondisi rumahnya gelap.

"Aahw!" Ringis Hanbin ketika lututnya bertabrakan dengan salah satu lemari di ruangan itu.

"Astaga Ra-ya! Ulang tahunku sudah lewat! Ya! Hidupkan lampunya!" Pekik hanbin.

Hanbin hanya mendengar suara cekikikan seorang gadis yang sudah di yakini suara gadis itu.

Hanbin meraba-raba dinding untuk mencari tombol lampu. Dan

Tak!

Lampu hidup namun hal pertama yang dilihat Hanbin adalah gadis itu dengan style yang berubah dari kemarin.

Lampu hidup namun hal pertama yang dilihat Hanbin adalah gadis itu dengan style yang berubah dari kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Surprise!" Pekik Taera gadis itu tertawa sedangkan Hanbin dengan wajah innocent nya menatap perubahan pada diri Taera.

"Taera apa kau memotong rambutmu?" Tunjuk Hanbin berjalan mendekati Taera yang masih duduk .

Di meja itu sudah ada dua gelas Frappuchino kesukaan Taera dan sebuah Cake.

"Kemarin aku belum sempat memberikan suprise. Hehe". Taera cengengesan sedangkan Hanbin hanya tertawa ringan.

"Gomawo". Ucap Hanbin mencodongkan tubuhnya mengucapkan dengan nada imut lalu duduk di kursi berhadapan dengan Taera.

"Nah. Sekarang ayo tiup lilinnya!" Ujar Taera antusias.

Hanbin tersenyum lalu meniup lilin itu.

"Horeee!" Taera bertepuk tangan dengan antusias.

"Hanbin-ah. Ingatlah aku ketika nanti akhirnya aku tidak bisa lagi bertemu denganmu". Ucap Taera membuat perubahan raut wajah Hanbin.

"Ya jangan bicara begitu. Jangan ucapkan itu. Mengerti? Kau selamanya menjadi yang penting bagiku". Ucap Hanbin mengaduk cappuchinonya, ada perasaan aneh ketika Taera mengucapkan itu.

"Hanbin maafkan aku". Ucap Taera. Hanbin menatap Taera. Namun perlahan tiba-tiba Taera menghilang seolah akan habis hilang lalu tak kembali.

"Astaga!" Pekik Hanbin. Jantungnya berdegup kencang ketika menyaksikan Taera hilang. Ia mengerjapkan matanya lalu menatap sekitar.

Ia melihat dirinya berada di kamarnya. Ia memejamkan matanya.

Mimpi lagi.

Hanbin mengusap wajahnya lalu meraih ponselnya. Ia melihat jam menunjukkan pukul 2 dini hari.

Hanbin menatap kosong ke arah jendela besar di kamarnya. Dimana menampilkan kota Seoul yang terlihat indah tapi menyimpan cerita mengerikan.

"Terkadang aku berfikir. Taera kau itu Ilusi yang aku ciptakan sendiri atau memang nyata di hidupku?" Gumamnya menatap figura kecil berisi foto Taera.

SURRENDER ✔• EXO × iKONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang