50 Tahun Kemudian.
"Han Aline! Bangun!". Wanita paruh baya yang tampak cantik meski di usia senja menarik selimut anak gadisnya.
"Eeung!".
PUK!
"Aduh Mama! Sakiit! Ini hari Minggu ma! Aline Libur!" Geretak anak gadis itu. Ia terduduk karena pantatnya dipukul oleh sang ibu.
"Ga ada hari minggu untuk anak gadis!, bangun kamu!" Sang Mama mengomeli seraya mengangkat beberapa pakaian yang tercecer di lantai.
"Mama ga asik!" Aline beranjak menuju kamar mandi.
"Makan dulu sana. Abistu ikut Kak Jaehyun ke kebun". Sang Mama membawa keranjang. Sedangkan Aline cemberut di depan pintu kamar mandinya.
"Ajak Kak Rana bisa kan ma! Kenapa musti aku sih!"
"Mama ga nerima penolakan. Cepetan mandi sana".
Lalu setelahnya Aline bersiap untuk memanen strawberry dikebun mereka.
Setelah selesai berdandan seadanya. Aline bersiap meraih ponselnya.
Ia jadi teringat mimpi semalam. Ia tenggelam dalam sungai yang sangat dingin. Nafasnya mendadak berat.
Sudah dua tahun sejak usianya 20 tahun dia mengalami mimpi-mimpi aneh.
"Heh melamun!" Kak Jaehyun mendorong tubuh Aline yang sedang memakai sepatu sehingga gadis itu tersungkur kedepan.
"Eh buset. Kalem woy adekmu cewek ni kak! Kalau mukaku rusak gimana!" Pekik Aline.
"Ih berisik banget. Dorongnya ga kuat juga. Lebay banget lo". Kak Jaehyun santai memakan permen lolipopnya.
"Heu, badannya aja oke. Gaya macem banser". Ledek Aline berjalan mendahului Kak Jaehyun.
Mereka pergi berjalan kaki. Sekalian olahraga pagi. Suasana memang sudah berubah tapi Aline tidak ingin terlalu terpesona dengan hiruk pikuk dunia. Dia lebih senang tinggal didaerah pegunungan seperti ini.
Sejak kedua orang tuanya bercerai. Sang ibu ingin melanjutkan hidupnya menjauh dari kota. Terlalu membekas kisah tentang Ayah. Katanya.
"Kak..."
"Mm.."
"Kak aku dapat mimpi lagi".
Jaehyun menatap adiknya serius ini sudah sekian kalinya adiknya bercerita tentang mimpi mengalami hal yang sangat drama menurutnya.
"Apa reinkarnasi itu masih ada?" Aline menatap lurus kedepan.
"Sesuatu yang manusia anggap ga ada itu sejatinya hanya terlupakan sehingga jadinya ga ada. Padahal ada". Jaehyun membuang tangkai loli nya dan menautkan jari tangan adiknya.
"Kak gausa nampak banget jonesablenya plis. Kasian Kak Rana liat nanti dia mutusin kakak".
Tok!
"Kak sakit ya! Bilangin mama nanti. Kepala aku tuh di fitrah dulu!" Pekik Aline.
"Eleeh gegayaan amat fitrah". Mereka akhirnya tiba di kebun strawberry milik keluarga mamanya.
Banyak yang sudah siap di panen.
"Kak.." belum Aline melanjutkan ucapannya suara Jaehyun menghentikannya.
"Udah deh dek. Gausa dipikirin banget mimpi kayak begituan. Entar stress mending selesain skripsimu lusa sidang". Omel Kak Jaehyun. Aline mempoutkan bibirnya kesal.
"Bodo amat. Benci aku sama kakak". Aline berjalan menjauh dari kebun untuk mencari keranjang yang pernah disimpan Mama di bawah pondok.
Ia terkejut ketika ada seseorang yang terduduk di pondok mereka.
"Heh! Siapa disana!"
Yang diteriaki berbalik menatap Aline dengan raut sedih.
"AAAAAK KAK JAEHYUN ADA MALING!" pria yang diteriaki maling melotot tak terima lantas melompat mendekat ke Aline dan menutup mulut Aline.
Grep
Degup jantung Aline mendadak berdetak kencang. Rengkuhan ini seperti menghangatkannya. Sesuatu yang tidak asing bagi dirinya.
Sesuatu apa itu?
Jaehyun yang mendengarnya lantas mendekati sang adik. Terkejut ketika sang adik sedang dibekap mulutnya oleh seseorang yang asing.
Jaehyun melepaskan pria itu dari adiknya. Aline bukannya ketakutan gadis itu menarik anak rambut pria itu lantas pria itu kesakitan.
"Hey aku bukan maling! Aw.. aw". Rintih pria itu karena tenaga gadis itu kuat juga.
"Jelas jelas kau maling ada di pondok. Ngapain di pondok kebunku!"
"Tol..tolong sakit..sak..sakit ini"pria itu menepuk tangan yang masih setia menarik rambutnya.
"Aku tersesat. Aku tersesat. Lepaskan aku". Rintih pria itu.
Jaehyun yang mendengarnya melepaskan tarikan tangan Aline dari Rambut pria itu.
"Dek dengerin penjelasan dia dulu". Ujar Jaehyun karena melihat penampilan pria itu tampaknya berasal dari kota.
Aline melepaskan tangannya dari rambut pria itu.
"Jaman uda canggih mas. Pake alesan tersesat. Ngibul aja lu". Aline merapikan dirinya karena tadi berusaha memberontak dari pria itu.
"Aku baru saja mengalami kecelakaan dalam kemah. Aku tersesat". Jelas pria itu tampak berantakan. Jaehyun merangkulnya dan membawa pria itu menuju rumah mereka.
"Loh kak kok dibawa ke rumah si!" Aline yang merasa tidak terima karena kakaknya justru diam dan membawa pria asing ini ke rumahnya.
"Dia uda lama tersesat. Dia perlu makan dan bersihkan dirimu ya". Jaehyun menepuk pundak pria itu. Lantas pria itu membersihkan dirinya dan memakai baju dari Jaehyun tentunya.
"Loh siapa dia Jaehyun?" Tanya sang mama yang baru saja tiba di rumah.
"Orang kesesat kayaknya ma. Dia kusuruh mandi aja". Jaehyun membersihkan buah panennya di dapur.
Pria itu berjalan canggung memberikan salam pada sang mama.
"Kamu kenapa bisa kesesat nak?" Tanya sang mama. Pria itu hanya menghela nafasnya berat.
"Saya ada projek kerja tentang lingkungan. Dan terjadi sesuatu saya terbangun sudah di pondok kebun anda ibu. Maafkan saya" pria itu lantas membungkuk. Membuat sang mama tersenyum dan menatap anak gadisnya yang sudah misu misu.
"Aline capek. Besok mau konsul ke dosen". Aline menaiki tangga tanpa menatap Jaehyun.
"Maafkan sikapnya. Anaknya emang rada bar-bar".
"AKU DENGAR YA KAK!" pekik Aline membuat pria itu tersenyum.
Rasanya seperti pernah melihat gadis itu. Tapi dimana ?
"Siapa namamu?" Tanya Jaehyun ketika sang mama mempersilahkan Pria ini untuk istirahat sementara sang mama menghubungi kepala desa wilayah ini.
"Jung Baekhyun" jawabnya. "Aku rektor disebuah universitas". Tambahnya.
"Besok akan ku antar ke kota" ucap Jaehyun meninggalkan Baekhyun di kamar tamu.
To be continue in chapter 2...
Huhu ini sebenarnya bukan Han A yeong ataupun Byun Baekhyun ya di kisahnya. Ini bagaimana mereka terlahir kembali dan bertemu lagi. Hehehe dikit aja cuman 3 chapter wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURRENDER ✔• EXO × iKON
Fanfic'You flood again and erase everything. Telling me that it's a bad dream. You are my long long tragedy'