14. A Second time

424 49 0
                                    

Ini adalah waktu yang salah. Salah karena Hanbin, A yeong dan Baekhyun seharusnya tidak bertemu seperti saat ini. Degup jantung A yeong mendadak tak karuan kala Hanbin masih menatapnya dengan senyuman. A yeong seharusnya bersikap biasa saja namun gadis itu terlalu takut jika kedua pria ini bertemu.

"Ha..i"
"Hai juga A yeong" balas Hanbin. Sedangkan Baekhyun masih menatap tajam mata Hanbin.

"Jangan bertanya tentang kabar. Kabar dia baik sebelum bertemu denganmu". Tukas Baekhyun dingin. Hanbin hanya tertawa remeh ketika Baekhyun membuka suaranya.

"Begitu ya? operasi pengangkatan itu tidak akan terjadi jika kau tidak terlalu emosi waktu itu".

"Hanbin-ssi. Jangan bicarakan itu lagi. Kau hanya akan membuka masalah baru. Sekarang aku sudah tidak apa-apa dan bisakah kalian sudahi sikap kekanak-kanakan kalian yang selalu berantem ketika bertemu?" ujar A yeong. Sedangkan Baekhyun tidak berkata apapun langsung menarik lengan A yeong. Namun pergerakan mereka terhenti ketika Hanbin ikut menahan lengan A yeong yang satunya. Baekhyun menatap tajam tangan Hanbin yang memegang lengan A yeong.

"Hey dude. Kau menyakitinya. Lepaskan" tekan Baekhyun. Membuat Hanbin memutar bola matanya lalu menarik paksa lengan A yeong. A yeong sontak terkejut dengan tindakan hanbin. Oh ini seperti kejadian di drama drama yang biasanya A yeong lihat. Ternyata ini tidak sedramatis yang dilihat karen tubuhnya baru saja bertubrukan dengan tubuh Hanbin

"Jangan buatku kehabisan kesabaran. A yeong sejak awal bersamaku. Jadi tolong lepaskan lengannya". Baekhyun menatap Hanbin dengan tajam. Beberapa pasang mata sedang menyaksikan tiga orang alay yang merebutkan tubuh A yeong. A yeong menghembuskan nafasnya dalam sambil memejamkan matanya. Cukup. Rasanya ia tidak perlu berurusan dengan dua pria ini baik itu Baekhyun maupun Hanbin. Keduanya benar-Benar seperti tikus dan kucing. "Lepaskan aku Hanbin-ssi. Dan kau baekhyun. Terima kasih. Aku bisa pulang dengan taksi. Kau pulanglah". Ujar A yeong melepaskan pegangan Hanbin perlahan dan berjalan menuju taksi.

Sedangkan Baekhyun menatap sengit Hanbin sebelum akhirnya mengikuti taksi A yeong yang sudah berjalan pergi.

Hanbin menatap sendu kepergian dua taksi itu. Jiwa kerasnya tidak bisa mengatakan apa-apa selain melakukan tarikan pada A yeong tadi.

Hanbin dikejutkan dengan kehadiran sang ayah yang sudah berdiri dibelakangnya.

"Aah ayah. Aku terkejut". Hanbin menghembuskan nafasnya berat ketika ia terkejut dengan tepukan ayahnya.

Ayahnya melihat semua kejadian yang barusan terjadi antara putranya dan Byun Baekhyun putranya juga?

"Maaf ayah membuatmu terkejut". Ayah Hanbin hanya menepuk pundak Hanbin dan membawa putranya menuju supir pribadi mereka.

♤♤♤

Jinhwan atau akrab di sapa Jinan seharusnya sudah tiba di Kantornya jika mobilnya harus dipinjam oleh Donghyuk karena mengantar sepupunya.

Jadilah saat ini Jinan harus menaiki bus terakhir. Ia mendapat panggilan sekretarisnya ketika sudah bersiap dengan ritual kecantikannya.

Jadinya saat ini pria itu harus menghembuskan nafasnya pasrah ketika harus membatalkan ritualnya tersebut.

Jinan duduk dibagian kursi paling belakang. Baginya duduk didepan tidak nyaman. Terlalu besar kaca depan menghadap jalan. Apalagi sekarang sudah pukul 9 malam.

What the hell. Bagaimana bisa sekretarisnya itu menelponnya dengan urusan urgent semalam ini. Bukankah seharusnya ia sudah bergelut dengan ranjang monokorobonya.

Benar-benar menyebalkan.

Jinan sibuk begelut dengan kekesalannya sampai akhirnya tidak sadar jika bahunya mendapat beban yang terbilang tidak berat namun cukup membuat Jinan terkejut.

SURRENDER ✔• EXO × iKONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang