Tiga tahun telah berlalu akhirnya Audry teleh menjadi sarjana dan telah kembali ke Indonesia
Sekarang Audry telah mendapatkan pekerjaan disebuah perusaan besar yang bernama Allart ia bekerja sebagai sekertaris ceo sebenarnya ia melamar kerja sebagai bendahara keuangan malah ia diterima jadi sekertaris jadi Audry menerima aja kan lumayan gajinya
Audry sama sekali belum perna bertemu dengn bosnya karena saat ia diwawancarai yang hadir hanya sekertarisnya
Yang ia tau kalau ceo Allart itu kejam pemarah dan ia tidak menerima kesalahan sekicilpun menerut dia salah ya salah
Audry hanya berharap semoga besok pekerjaanya yang akan ia lakukan dapat berjalan baik amin
Setelah memikirkan tentang beberapa hal akhirnya Audry daat tidur dengan pulas
Kriiiing kriiing
Brak
Audry yang kesal mendengar suara alaram akhirnya ia melempar alaramnya kedinding hingga pecah dan melanjutkan tidurnya kembali
Door door door
"Audry bangun ini hari pertama kamu kerja masa mau terlambat" kata Aulia sambil mengendor pintu kamar dengan keras
Door door
"Audry ini udah jam 7" mendengar kata jam 7 Audry segera bangun dan bersiap siap kekantor
"Bunda Audry berangkat dulu" ucap Audry saat menurini tangga
"Kamu tidak sarapan"
"Tidak bunda Audry udah telat abis bunda sih lambat bangunin Audry" tuduhnya
"kamu aja yang kebo alaram bunyi malah kamu banting bunda gendor pintu malah diacuhin" balas Aulia Karena tidak terima disalahkan
Setelah mendengar ucapan bundanya Audry segera berangkat kekantor menggunakan mobil dan mengemudi dengan kecepatan tinggi walaupun ia membalap saat Audry sampai diparkiran ia tetap terlambat
"Audry Audry hari pertama kamu malah terlambat" maki Audry pada dirinya sendiri kemudia berlari ke lift dan naik kelantai 30 lantai tempatnya bekerja
Setelah Audry sampai ia segerah menuju ruang ceonya
"permisi ada yang bisa dibantu?" tanya Sila
"Saya Audry sekertaris baru"
" Ooo iya maaf ya Audry, perkenalkan saya Sila sekertaris pak Alvin"
" Iya, salam kenal Sila"
Saat Audry mendegar nama Alvin ia teringat pada kekasihnya dulu tapi mungkin namanya aja yang sama
"iya"
"kamu langsung aja keruanganya dari tadi ia sudah menungumu tapi hati hati ya"
Mendengar kata hati hati ia merasa semakin takutan ia pikir masa baru masuk kerja langsung dipecat kan tidak etis
"Masuk" ucap orang dari dalam sebelum ia sempat mengetuk pintu
Audry segera masuk setelah mendengar kata masuk itu
Deg
"Alvin" kaget Audry ternyata bosnya adalah Alvin mantannya
"Bagus hari pertama langsung terlambat kamu mau langsung dipecat dan kamu tidak sopan manggil saya tanpa ada kata pak" ucap Alvin dengan dingin dan menatap Audry tajam
"Maaf pak saya tidak akan mengulangi kesalahan saya tolong beri saya kesempatan lagi"
"kamu langsung aja kerja di ujung sana" tunjuk Alvin
"kita satu ruangan pak kan biasanya sekertaris kerjanya beda ruangan sama bosnya?"
"Tidak suka silahkan ngundurin diri" sinis Alvin
"Tidak pak"
Setelah itu Audry menuju kemeja kerjanya dan melakukan pekerjaannya namun tiba tiba Alvin memanggilnya
"Audry kamu buatkan saya kopi?" perintah Alvin
"Kan ada Ob pak biar saya telpon"
"Aku menyuruhmu bukan obe dan bisa tidak kamu tidak membantah apa yang saya ucapkan, saya itu bosmu"
"Maaf pak" ucap Audry lalu keluar ruangan buat bikin kopi dan membawa kembali dengan segelas kopi panas
"silahkan pak"
Alvin yang mendengar suara Audry ia segera menyicipi apakah udah pas atau tidak
Saat Alvin meminum kopi itu ia merasa gulanya udah pas tapi ia kembali memanggil Audry
"Audry mulai besok kamu harus ada dikantor jam 7 dan menyiapkan sarapan, kopi dan memastikan ruangan saya bersih" perintah Alvin
Audry yang mendengarnya menjadi emosi Alvin pikir ia obe
"Maaf pak saya bukan Ob jika bapak ingin sarapan saya akan menyuruh obe membawakannya setiap pagi" ucap Audry karena tidak terima dengan apa yang diucapkan Alvin
"Jangan membantah terserah saya mau suruh kamu saya itu ceo disini dan ingat kamu yang harus memasaknya"
Audry berpikir mungkin Alvin lakuin ini buat balas sakit hatinya meskipun ia tau Audry sangat malas kedapur dan ia tidak bisa masak
"Siap pak bos"
"Bagus" balas Alvin dengan senyum tipis yang merasa puas ata ketidak berdayaan Audry
"Audry kerja jangan melamun" tegur Alvin
mendengar teguran itu Audry langsung mengerjakan pekerjaanya yang menumpuk ia tau pasti Alvin sengaja melakukannya padahalkan dia belum sarapan malah diberi kerja banyak yang mungkin tidak selesai sampai jam pulang mungkin
Audry dan Alvin hanya pokus dengan pekerjaan masing masing tanpa ada suara sampai jam makan siang
"Pak saya permisi keluar buat makan siang?"
"Tunggu kamu makan siang sama Saya" tiyah Alvin uang tak terbantahkan
Mereka berdua keluar menuju kantin kantor semua karyawan melihatnya dengan tatapan bertanya iri karena tidak biasanya bosnya makan dikantin kantor apa lagi bersama sekertarisnya barunya
"pak Alvin mau makan apa"tanya Audry
"Samakan saja sama pesananmu"
Audry segera memesan makanan pedas buat Alvin Audry ingin membalas perbuatan Alvin karena ia tau Alvin tidak suka dengan makanan yang pesas
"Silahkan pak"
Ketika Alvin hendak memasukan makanan itu kemulutnya ia melihat Audry tersenyum tak jelas ia kemudian ia menukar piring Audry dan piringnya karena ia tau pasti Audry memesan makanan pedas untuknya
"pak ko ditukar" tanya Audry
"Aku tau kamu pasti memberiku makanan pedas karena ingin membalasku" jawab Alvin
Audry memang tak perna berhasil mengerjai Alvin dari dulu hingga sekarang pasti Alvin selalu mengetahui perbuatannya
"Audry semua berkas yang ada dimejamu harus kamu selesaikan hari ini juga" perintah Alvin
"Pak masa baru masuk langsung lembur"
"ini hukuman buatmu karena berpikir ingin mengerjai saya"
Audry tak menyangka bahwa ia akan mendapat kesialan yang terus menerus terjadi hari ini dan ia tau selama ia kerja disini ia tidak akan tenang karena ada Alvin yang selalu menyuruhnya dengan Alasan ia adalah Ceo
"Dasar ceo kejam" gerutu Audry dengan pelan
"apa kamu bilang"
"tidak ada pak silahkan lanjut makan"
Audry hanya bisa menerima nasibnya kali ini yang tak beruntung dan mengucapkan sabar sabar orang sabar lancar gaji dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
mantanku ceo
Teen Fictionapa yang kulakukan itu demi kebaikanmu meski kutau kita sama sama akan terluka tapi inilah keputusanku dan maaf