Bab akan ditamatkan lagi, jangan khawatir ya teman...
Buruan ajak kawanmu buat baca, biar makin ramai dan seru. Boleh share cerita ini ke medsos kalian, kalau lewat ig jangan lupa tag aku ya @rah.id
Vote dan komennya selalu ditunggu, biar makin lancar update-nya
"Oh, senangnya..." seruku seraya merentangkan dua tangan ke udara, membuat saraf-sarafku rileks sejenak dan pikiranku terbebas tanpa beban.
Aku tidak pernah ingin melewatkan pagi tanpa membaca buku, menyeduh cokelat kental atau kopi dengan aroma yang sangat khas, lalu sambil mendengarkan alunan music klasik. Walau terkadang aku lebih memilih berolah raga ringan di dekat kolam renang di bawah sana, sambil menikmati pemandangan menarik yaitu cowok-cowok lajang yang sedang berenang dan tentu saja bertelanjang dada... mereka sungguh luar biasa, mereka membuat semangatku kembali berkobar walau pada akhirnya aku hanya bisa menelan ludah karena di dekat para lajang itu banyak wanita-wanita single yang lebih gesit. Untuk urusan yang satu ini aku memang sering kalah langkah.
Ehm...
Pokoknya, setiap pagi setelah shalat subuh misiku adalah satu; harus mencari kesenangan dunia walau cuma setengah jam. Aku butuh me time, butuh sekali. Apalagi setelah tempat kerjaku pindah, dulu aku di Kuningan, tidak se-hectic sekarang dan masih banyak waktu untuk berleha-leha, memanjakan diri dengan kegiatan apa saja meski kadang tidak bermanfaat. Sekarang, semenjak aku bekerja—kurang lebih satu tahun—di PT Sanjaya Utama, salah satu perusahaan IT ternama di Jakarta, memiliki waktu senggang seperti ini adalah suatu kenikmatan hakiki yang jarang kumiliki. Jangan tanya berapa besar gaji yang masuk ke rekeningku setiap bulan, jangan nekat hitung lemburan serta bonusnya—bonus per proyek dan tahunan. Untung saja semua hasil yang dapat kunikmati sebanding dengan jam kerja yang gila, kami harus mengkoreksi data, sistem, coding, dan sebagainya sampai tengah malam. Begadang adalah hal yang sudah biasa kami lakukan.
Aku bisa sedikit tersenyum bila mengingat nominal yang masuk ke rekeningku tiap bulan, semua itu bisa aku gunakan untuk mencicil rumah dan mobil, sewa gedung pernikahan, lalu membeli barang-barang bagus untuk isi rumahku di masa depan, juga bisa ditabung untuk pergi haji!
Benar, kalau aku panjang umur, sehat, dan sudah memiliki niat yang bulat, aku harus mengajak kedua orangtuaku berhaji.
Telingaku sepertinya bahagia, karena sepagi ini sudah menikmati alunan piano dari Yiruma sambil menyesap cokelat hangat yang baru saja kubuat beberapa menit lalu. Sudah mandi? Sudah dong dan selalu pagi, selalu wangi. Kubuka jendela menikmati pemandangan di bawah sana, ada beberapa orang yang terlihat sedang jogging mengitari kolam renang persegi yang lumayan luas. Sekitar enam bulan lalu aku nekat pindah ke apartemen ini yang letaknya di Thamrin, bukan aset milikku, aku hanya menumpang pada sepupu yang sedang bekerja di luar kota. Dengan banyak pertimbangan, akhirnya kutempati apartemen ini, karena jarak ke kantor juga dekat, naik ojeg online kurang dari 8 menit kalau tidak putar jalan. Berangkat ke kantor bisa di atas jam 07.30 WIB dan tidak perlu khawatir akan terlambat, benar-benar surga banget nggak sih?
Benar, ini surga dunia, kalau saja tidak ada yang mengganggu hingga aku tiba di kantor pukul delapan. Teng!
Semenjak masuk ke Sanjaya Utama menikmati pagi seperti ini hanya bisa dihitung pakai jari, hanya satu kali dalam sepekan saja sudah beruntung sekali rasanya. Perintah dari leader-ku terkadang suka tiba-tiba. Hari ini minta inilah, besok minta itulah, minta ditemani kunjungan ke kantor klien, temani meeting, lalu ditugaskan membantu kerjaan si A, si B, dan lainnya. Padahal, aku juga punya kerjaan sendiri. Aku berhenti menikmati pemandangan di bawah sana ketika ponselku berdering. Bola mataku menatap layar untuk membaca nama si pemanggil, baru saja aku memikirkannya, dia sudah menghubungiku sepagi ini. Mas Eko.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Was Always You (1)
RomanceTamat Romance. Comedy. Realistic Fiction Seri #AhsanFamily 2 Hanindya, a functional engineer. Kenalan dengannya akan membuatmu tahu tentang betapa hectic & riwehnya hidup di usia seperempat abad (25++) ini. Karir lumayan oke, simple, cerdas dan pemi...