Chapter 13 || He Is My Husband

61.8K 3.6K 33
                                    

The man is angry, why are you with him?

Then the woman screamed, and why are you with her too?

"Kita harus atur strategi," ujar Dokter John mengumpulkan anak buahnya.

"Tik, sini Tik," panggil Fajar.

"Gak ah," tolak Tika.

"Ck!" Bima menarik kursi Tika agar bergabung bersama mereka.

"Saya berniat menjodohkan Adimas dengan Nadine. Tapi saya butuh bantuan kalian."

"Apa yang bisa kita bantu paduka?" tanya Fajar.

Belum sempat Dokter John menjabarkan rencananya dari jendela terlihat Adimas dan Nadine berjalan. Tak ada waktu lagi Bima mendorong kursi Tika dengan kakinya agar gadis itu kembali ke mejanya. Fajar nyaris saja terpeleset dan akhirnya duduk di pangkuan Bima, dengan terpaksa Bima pun melingkarkan tangan di perut Fajar bertingkah seolah ia menikmati.

"Mau makan siang dimana hari ini?" tanya Nadine pada mereka semua.

"Kita sudah makan tadi," jawab Fajar.

"Iya, kita barusan aja balik," Bima menimpali.

"Ya kan, Tik?" tanyanya pada Tika.

"Hm," jawab Tika tanpa mengalihkan pandang dari buku rekam medis.

"Kenyang banget gue habis dua piring," Fajar mengelus perut dan berjalan kembali ke mejanya.

"Maaf ya Dim, Dine kita duluan makan siang," ujar Bima yang akhirnya bisa bernafas lega saat Fajar turun
dari pangkuannya.

"Gak papa kok. Aku bisa cari makan siang sendiri."

Adimas berjalan kembali ke mejanya dengan menenteng kotak bekal yang sudah kosong.

"Ekhem, dokter Adimas," panggil Dokter John, "Kamu temani Nadine makan siang ya," perintahnya.

"Tapi saya sudah makan," tolak Adimas dengan menunjukan kotak bekalnya.

Dokter John menjatuhkan pulpen dari tangannya ke meja hingga membuat suara yang menganggu.

Adimas pun mengangguk, "Oke."

•Good morning, Adimas•

"Maaf ya, gara-gara aku Dokter Adi jadi harus nemenin makan siang," ujar Nadine sembari berjalan beriringan di lorong rumah sakit.

"Gak papa," sahut Adimas singkat seperti biasanya.

"Gimana kalau kita nyemil aja di Kafe sekalian cari kopi biar mata melek. Kan malam ini kita ada jadwal jaga."

Adimas mengangguk saja. Lagipula ia butuh kafein untuk menenangkan hatinya hari ini setelah bersitegang dengan Ayahnya.

•Good morning, Adimas•

Semakin hari kafe semakin ramai terlebih saat jam makan siang. Rata-rata pelanggan didominasi oleh orang-orang kantor dan juga para pegawai rumah sakit. Pak Jerry sangat pandai dalam memilih lokasi yang strategis untuk berbisnis. Dan anaknya Danis yang dianugerahi wajah tampan sepertinya sengaja dikirim untuk dijadikan umpan menarik pelanggan wanita.

Good morning, Adimas (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang