I love you like a rose. I let it grow without intending to pick it, he said.
She smiled, then i am grateful that i am owned by you.
•
Hari mulai sore, acara bulan madu diatur mertua ini pun ditutup dengan makan malam romantis di pinggir pantai Jimbaran sembari melihat matahari kembali ke peraduannya. Indah sekali, tapi akan lebih indah jika momen ini dihabiskan berdua saja dengan Adimas. Riana mengeluh dalam hatinya, ini sih namanya bukan bulan madu tapi study tour.
Riana menghampiri Adimas yang sedang membeli jagung bakar pada salah satu dari sekian banyak pedagang jagung yang berjualan di bibir pantai. Tak sengaja ia bertabrakan dengan salah satu pelayan restoran hingga bajunya ketumpahan orange jus.
"Maaf mba," pelayan itu langsung menaruh nampannya di meja terdekat. Menyatukan kedua telapak tangan, meminta maaf pada Riana.
"Iya, gak papa mas saya yang salah."
Riana memaafkan pelayan tersebut karena dirasa dirinyalah yang menabrak lebih dulu.
"Gak mba, saya yang salah. Pakai ini."
Pelayan itu menarik keluar sapu tangan dari dalam kantong celananya.
"Saya elapin mba."
Riana langsung panik ketika tangan pelayan itu mulai menyentuh badannya.
"Gak usah mas," tolaknya mendorong mundur tangan pelayan tersebut.
Riana masih berusaha mencegah tangan pelayan itu untuk mengelap bagian baju atasnya yang basah.
"Gak papa mba," dan pelayan itu tetap bersikeras, ia bahkan semakin mendekati Riana.
Otomatis Riana memundurkan tubuhnya dan menutupi bagian dadanya sedang satu tangannya masih terus mendorong mundur tangan pelayan tersebut.
"Saya aja mas."
"Biar saya aja mba."
Grep
Kepala Riana langsung menoleh pada sosok tinggi yang berdiri di sebelahnya. Adimas menurunkan pergelangan tangan pelayan itu dari tubuh istrinya dengan sedikit mencengkramnya.
"Biar saya aja," Riana menarik sapu tangan dari genggaman pelayan tersebut.
Terlihat pelayan itu mengusap pergelangan tangannya yang terasa sakit setelah mendapat cengkraman dari Adimas.
Pelayan itu menunduk dan meraih nampanya kembali, "Ma-maaf sekali lagi mba," kemudian pergi dari hadapan Adimas dan Riana.
Takut-takut Riana melirik Adimas yang ternyata masih memandang tajam pada pelayan yang sudah lari terbirit-birit itu. Ternyata Adimas seram juga ketika sedang marah. Jangankan marah, diamnya pun kadang membuat Riana takut untuk menyapa lebih dulu. Tapi ganteng, gimana dong? Sulit baginya untuk melepaskan Adimas meskipun laki-laki itu terlihat galak dan seperti kulkas berjalan.
"Sadar gak sih, itu tadi pelecahan."
Wah gawat, kenapa dirinya yang malah mendapat omelan dari Adimas?
Riana menggeleng polos. Ia itu tipikal orang yang selalu berpikiran positif pada orang lain bahkan mungkin kelewat positif sehingga terkadang ia tidak bisa membedakan mana orang yang berniat jahat padanya.
"Ingat namanya?" Adimas mengarahkan dagu ke arah pelayan itu tadi pergi.
"Mas mau ngapain? Jangan dilaporin ke manajernya nanti dia dipecat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Good morning, Adimas (Telah Terbit)
RomanceDisarankan follow sebelum membaca. Rank from wattpad : #1 Married Life #1 Romantic #2 Indonesiamembaca #1 grasindo #1 Kopi {Good morning, Adimas} Sudah setahun semenjak ijab kabul itu berlangsung, dan hubungan ini masih sama. Bahkan untuk bertegur s...