Chapter 22 || Pick Her Up

59.2K 3.7K 57
                                    

He is a sweet husband, he picked me up early so that I wouldn't wait.

She is a good wife, she never asked me to pick her up.

Then everyone said, so they are a perfect couple.

Sebenarnya tak ada orang yang benar-benar merasa puas atas pencapaiannya-seperti Danis contohnya, Olilac Cafe sudah mencapai target bahkan melebihi dari dugaannya. Namun karena manusia selalu haus akan ilmu maka dari itu ia ingin menambahkan sesuatu yang baru pada Olilac Cafe.

"Saya sedang memikirkan tentang signature. Saya mau olilac cafe menjadi sesuatu yang memiliki ciri khas ketika orang bertanya tentang rekomendasi kafe yang bagus. Bukan cuma tempat tapi juga menunya."

"Kalau kalian punya ide silahkan tumpahkan disini."

"Saya punya ide, gimana kalau kita buat brown sugar coffee?"

Danis mengangguk-anggukan kepala, ide yang bagus. Tapi ia tidak ingin segera memutuskan, ia ingin mendengarkan pendapat karyawan yang lain dulu. Dan salah satu orang yang ia tunggu adalah Riana.

"Ada yang lain?" tanyanya melirik Riana yang malah asik melamun.

"Tambahkan bubble. Sekarang kan lagi rame minuman pakai bubble gitu."

"Ada lagi?"

"Mochi!"

Semua orang kaget mendengar seruan Riana yang tiba-tiba begitupula Danis. Namun ia langsung memasang senyum setelahnya dan mempersilahkan Riana untuk menuangkan pendapat.

Riana cengengesan. Merasa malu sekali pada karyawan yang lain karena ia terlalu bersemangat menyebut kata mochi.

"Mochi isi es krim rasa kopi. Ovi jago banget buat mochi loh," lanjutnya dengan suara pelan.

"Americano es krim!" Ovi menggebrak meja, semua orang yang melingkari meja dibuat kaget kembali atas tingkah dua sahabat karib itu.

Danis geleng-geleng kepala, lama-lama ia bisa kena penyakit jantung kalau setiap rapat akan selalu terjadi hal seperti ini.

"Buat orang-orang yang gak terlalu suka americano tapi tetap mau diet bisa coba americano es krim."

Berbeda dengan Riana yang langsung malu setelah berteriak mengajukan pendapat maka Ovi dengan bangga menuangkan idenya dengan berdiri seperti sedang kampanye politik.

Riana menarik tangan Ovi agar duduk kembali.

"Tapi kan es krim gak bagus buat diet," sanggah Reza.

"Kita bisa buat es krim vegan yang terbuat dari buah," balas Ovi.

"Oke-oke ada yang lain?" tanya Danis lagi.

Reza mengangkat tangan, "Klepon latte."

"Maksudnya dihias pakai kelapa parut gitu?"

Semua orang langsung menatap pada Jun yang entah bagaimana sudah ada di samping Danis.

"Lo sejak kapan duduk disini?" bisik Danis.

"Sejak bos ngupil nunggu karyawan ngumpul buat rapat," jawab Jun dengan polosnya tanpa sadar ia sudah mempermalukan bosnya sendiri.

"Bisa keluar dan gak balik-balik lagi gak?" usir Danis dengan suara lembut namun menohok Jun.

"Bisa bos, permisi."

***

"Besok jangan lupa bawain kita mochi ya Vi," ujar Reza pada Ovi sambil berlalu pulang.

Good morning, Adimas (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang