Chapter 23 || My Little Girl

59.5K 4K 74
                                    

The wife praises her husband, you are an angel for everyone.

Then the husband smiled, and you are an angel in my life.

Sebelum pulang ke rumah Riana dan Adimas memutuskan untuk membeli makan untuk malam ini. Dan pilihan mereka jatuh pada nasi goreng yang tak jauh dari perumahan mereka. Adimas meminta dibungkus saja dan dimakan di rumah dan Riana menurut.

Riana menatap sekitar sedang Adimas sedang memesan. Matanya tak sengaja melihat seorang laki-laki dengan anak kecil duduk di seberang jalan. Riana pun menghampiri mereka karena anaknya terus menangis sampai akhirnya laki-laki itu memberikan es krim barulah anak itu berhenti menangis.

"Bapak kenapa?" Riana menyentuh pelan bahu laki-laki yang sedang menunduk itu.

"Saya lagi cari uang tambahan buat berobat anak saya tapi seharian ini belum dapat."

"Kalau boleh tahu memang bapak butuh uang berapa?"

"Delapan ratus ribu mba."

Riana membuka tas, mengecek dompetnya dan hanya terdapat tiga lembar uang seratusan, ia butuh lima ratus lagi.

"Oke, sebentar ya."

Riana kembali ke seberang menghampiri Adimas.

"Eum....kak," panggilnya.

Adimas berbalik menatap Riana.

"Kakak punya uang cash lima ratus ribu? aku mau pinjem nanti pasti aku ganti."

"Buat apa?"

"Buat bantu bapak itu," tunjuk Riana, "Anaknya lagi sakit dia butuh uang tambahan buat berobat."

Tanpa pikir panjang Adimas pun menghampiri bapak itu dan Riana mengekor di belakangnya.

"Permisi," panggilnya pada bapak itu.

Adimas tersenyum, mengulurkan tangan, "Saya Adimas dan ini istri saya Riana."

Riana tersenyum ramah pada bapak itu. Ada rasa senang dalam dirinya ketika Adimas memperkenalkannya sebagai istri.

"Saya Yusuf dan ini anak saya Yasmin," ujar bapak itu memperkenalkan diri dan juga anaknya.

Adimas mengambil duduk di samping bapak itu, tak perduli celananya nanti kotor. "Istri saya bilang kalau anak bapak lagi sakit, kalau boleh tahu sakit apa?"

"Sudah dua hari ini dia demam dan pencernaannya gak lancar. Dia juga bilang kalau perutnya sering kram. Kalau sudah begitu dia pasti nangis."

"Boleh saya cek anaknya?"

Bapak itu tampak ragu akan permintaan Adimas.

Adimas pun merogoh dompet, mengeluarkan kartu namanya, "ini kartu nama saya."

Bapak itu membaca kartu nama Adimas dan memandang penampilan Adimas sejenak kemudian mengangguk memperbolehkan.

Adimas bertukar duduk dengan bapak itu.

"Hai Yasmin," sapanya pada Yasmin yang sedari tadi asik menikmati es krim.

Good morning, Adimas (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang