Chapter 3 || The Careless Wifey

74.3K 6.8K 49
                                    

She whines, i'm not a good wife! You have to find another woman.

The husband laughs and replies, if i do then i am not a good husband.

Pagi ini adalah hari pertama kepindahan Riana dan Ovi ke cabang baru Olilac Cafe. Tak ada alasan jelas mengapa hanya mereka yang dipindahkan. Berpikir positif saja mungkin karena mereka pegawai senior dan akan mendapat kenaikan gaji. Riana dan Ovi hanya bisa mengaminkan.

Ting!

"Selamat pagi, selamat datang di Olilac Cafe," sambut Riana dengan ramah.

"Pagi, saya mau iced americano satu."

Riana menulis pesanan ke dalam tab, "Ada tambahan lagi?"

"Gak ada."

"Atas nama siapa?"

"Nadine."

"Nadine," tulis Riana sambil bergumam mengeja, "Oke, silahkan menunggu," ia tersenyum ramah kembali.

Disini Riana hanya bertugas sebagai pelayan bukan sebagai barista. Pekerjaan itu adalah bagian Ovi. Ia tidak mengerti bagaimana cara membuat kopi meski ia sering melihat Ovi membuat kopi.

"Cantik banget ya suster itu," dengan menumpukan dagu Riana memandangi Nadine yang duduk sendirian.

Ovi yang sedang membuatkan pesanan ikut dibuat penasaran akan seberapa cantik suster yang dimaksud Riana itu.

"Lo tau gak Vi dulu gue sempet bercita-cita jadi perawat tapi..."

"Tapi apa?" sahut Ovi menuang air panas mencampurkannya dengan espresso.

"Gue takut lihat jarum suntik."

Ovi terbahak kencang mendengar alasannya. Nyaris saja ia menumpahkan air panas ke tangannya.

"Tapi gak papa, setidaknya harapan gue punya suami dokter tercapai," Riana berujar dengan senyum malu. Membayangkan betapa bangga ia memiliki Adimas sebagai suaminya.

"Vi," panggil Riana.

"Hm?"

"Menurut lo suami gue bakal datang gak ke Olilac Cafe?"

"Menurut penerawangan gue nih ya kemungkinannya 20%. Meingat kata lo dia sampai gak sempat makan siang jadi gak mungkin banget kan dia pergi ke kafe buat nyari makan siang?Mungkin dia bakal makan di kantin rumah sakit atau nyuruh OB beliin makanan."

"Bener juga sih, tapi tetep aja gue was-was."

"Astaga! jangan bilang lo gak ngasih tau suami lo kalau lo kerja di kafe?" Ovi berkacak pinggang dengan satu tangan.

"Gimana mau bilang," Riana mengangkat bahu, "kita gak pernah ngobrol."

"Kalo gitu lo duluan yang mulai obrolan," Ovi menyerahkan satu gelas iced americano ukuran short ke tangan Riana.

"Gue udah ngelakuin berbagai cara. Mulai dari ngajak sarapan tapi ternyata dia gak biasa sarapan, ngajak makan siang bareng tapi dia sibuk. Mau makan malam bareng tapi dia lembur. Apa perlu gue nanya ke orang pinter biar bisa duduk satu meja dan ngobrol sama dia?"

"Gini deh, coba cari apa hal yang bisa buat dia betah."

"Kok gue mikir kotor ya."

Pletak!

Ovi menjitak kepala Riana, "Otak lo emang."

"Setahu gue hal yang bisa bikin suami betah itu adal-"

Good morning, Adimas (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang