Chapter 18 || What Happen To My Wife?

62.6K 3.9K 34
                                    

The Wife asked her husband, Coffee is not good for your health, why do you still drink it?

I love you and it's also not good for my health but I still do it. You know why?

Because you love me, she replied.

"Good morning, kak," sapa Riana dengan senyum manis pada Adimas yang baru bangun tidur.

Senyumnya berubah kikuk sepertinya ini tidak berhasil. Ingin sekali ia menjambak rambut keriting Ovi karena sudah memberikannya ide untuk menyapa Adimas setiap pagi.

"Morning," balas Adimas dengan suara serak khas bangun tidur.

Riana mengerjapkan mata, senyumnya kembali mengembang. Sepertinya ia tidak jadi menjambak Ovi tapi ia akan memeluk Ovi dan berterimakasih karena telah memberikannya ide ini.

"Ng...kakak mau pergi jogging?"

Adimas menggeleng mengambil handuk kecil dan masuk ke dalam kamar mandi untuk menyikat gigi dan membasuh muka.

Sembari menunggu Adimas keluar dari kamar mandi Riana menuang nasi goreng ke dalam piring. Ada satu ide dari Ovi tapi ia tak yakin melakukan ini.

Riana melirik pintu kamar mandi yang belum terbuka. Ia juga menatap ke sudut-sudut rumah jika saja ada terpasanga kamera cctv. Dirasa aman ia pun melakukan ide bodoh dari Ovi yaitu mencium sendok yang akan digunakan Adimas katanya ini jurus jampe-jampe. Dengan cepat ia menciumnya kemudian menaruhnya kembali ke piring berisi nasi goreng yang akan ia hidangkan untuk Adimas.

"Sarapan kak," ajaknya.

"Kenapa? Oh iya kakak kan gak biasa sar—"

Kalimat Riana terhenti ketika Adimas menarik kursi dan duduk menghadap sepiring nasi goreng olahannya. Riana tersenyum senang dan ikut menarik kursi yang berhadapan dengan Adimas.

"Bisa buatin americano lagi?" pinta Adimas.

Riana mengangguk cepat kemudian bergerak membuatkan americano. Kali ini lebih hati-hati agar semua takarannya pas.

"Ini kak, aku baru bisa buat americano. Semoga kakak gak bosan ya, nanti aku belajar lagi deh buat kopi yang lain," ujar Riana menghidangkan secangkir americano ke hadapan Adimas.

"Gak papa kalo pagi-pagi minum kopi kak?"

"Sebenarnya gak boleh sering-sering khususnya untuk penderita maag," jawab Adimas setelah mencicipi americano kedua buatan Riana.

Khususnya penderita maag, Riana langsung teringat akan dirinya yang menderita penyakit itu. Ia berhenti di depan kulkas untuk mengambil es krim vanilla dari sana lalu memasukan satu skop ke dalam cangkir americano miliknya.

"Americano terlalu pahit buat aku. Jadi aku pikir bakalan kurang pahitnya kalau dimakan sama es krim vanilla."

"Kalau gak mau pahit kamu coba latte atau capucino. Kalau suka es krim ada kopi yang namanya affogato.

"Masalahnya aku gak bisa buat semua kopi itu. Ralat, bukan gak bisa tapi belum bisa," jawab Riana dengan kekehan.

"Apa rencana kakak hari ini?" Riana bertanya lagi.

"Gak ada."

"Kalo gitu aku izin beres-beres kamar kakak boleh? Bukan bermaksud apa-apa kok, mumpung aku libur kerja dan gak ada jadwal kul—"

Good morning, Adimas (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang